Tuesday, 1 July 2014

Empat Pertimbangan Sebelum Ambil Kredit Usaha






Saat ini, sulit rasanya untuk menjalankah suatu usaha tanpa mengambil kredit, apapun jenis usaha kita. Kontraktor, sebelum pembayaran lunas, perlu mengupayakan biaya operasional terlebih dahulu. Pedagang, sebelum barang terjual tuntas, perlu membayar supplier dulu. Petani, sebelum mulai tanam, perlu dana untuk membeli benih, pupuk, pembasmi hama, dan seribu satu keperluan lainnya. Kekurangan uang tunai bisa mengakibatkan kegiatan usaha terhambat. Oleh karena itu, kredit usaha telah menjadi bagian integral yang sulit dipisahkan dalam bisnis. Pertanyaanya, bagaimana kita memilih kredit usaha yang tepat? Pemilihan kredit usaha akan berpengaruh terhadap cashflow kita, jadi Anda harus mempertimbangkan plus-minusnya dengan seksama.

Seberapa Besar Skala Usaha Anda?
Secara umum, kredit usaha terbagi menjadi tiga, yaitu kredit mikro, ritel, dan korporasi. Penggolongan kredit ini tergantung pada besaran skala usaha Anda dan besaran pinjaman kredit Anda. Kredit mikro umumnya diambil oleh mereka yang membutuhkan modal kecil seperti petani dan pedagang pasar. Kredit ritel setingkat diatas kredit mikro, dan umumnya diambil oleh pengusaha UMKM. Sedangkan kredit korporasi diperuntukkan bagi perusahaan berskala besar. Bunga untuk masing-masing kelompok berbeda tergantung kebijakan bank.

Penggolongan kredit ini biasanya sesuai dengan kebijakan masing-masing bank. Plafon (batas atas) kredit mikro di bank besar nasional, misalnya, biasanya lebih rendah dibanding plafon kredit dari golongan yang sama di bank daerah atau BPR. Untuk itu, sebelum memutuskan untuk mengambil kredit dari suatu bank, ada baiknya Anda menanyakan plafon kredit dan besaran bunga kredit di lembaga keuangan yang berbeda.
Apa Jenis Usaha Anda?
Berdasarkan cara pembayaran bunga dan pokok kredit, kredit usaha ada dua tipe, yaitu pinjaman biasa dan pinjaman rekening koran (r/k). Dalam pinjaman biasa, dana dari bank akan diberikan langsung kepada Anda untuk dipergunakan sesuai kebutuhan. Selanjutnya, Anda perlu melakukan angsuran rutin bunga dan pokok secara berkala (biasanya tiap bulan). Tipe pinjaman ini cocok bagi Anda yang memiliki usaha dengan cashflow (arus kas) rutin, seperti toko atau produksi barang kerajinan. Cashflow rutin memungkinkan Anda untuk merencanakan pembayaran angsuran kredit dengan lebih leluasa.
Pinjaman rekening koran diberikan oleh bank dalam bentuk rekening koran, biasanya giro. Anda bisa menarik dari rekening tersebut untuk kebutuhan usaha Anda dengan cek/bilyet giro. Pembayaran rutin yang harus Anda lakukan hanyalah bunga kredit dari besaran dana yang sudah Anda tarik dari rekening tersebut, sedangkan pokok kredit hanya perlu Anda bayar setahun sekali atau di akhir masa kredit. Tipe pinjaman ini cocok bagi usaha dengan cashflow tidak teratur seperti konstruksi. Penarikan dana dari rekening bisa dilakukan hanya ketika Anda membutuhkan, dan pembayarannya pun bisa disesuaikan dengan saat dana masuk.
Seberapa Besar Kredit Yang Anda Butuhkan?
Hal nomor satu yang perlu Anda ingat adalah untuk tidak meminjam lebih dari yang Anda butuhkan. Anda harus membayar bunga untuk setiap rupiah uang yang Anda pinjam lewat kredit usaha, alangkah mubazir nya jika ada kelebihan yang akhirnya tak digunakan untuk keperluan yang penting. Tentukan besaran yang cukup, lalu ajukan ke Bank, BPR, atau koperasi/BMT.

Kadang-kadang, jika Anda memiliki usaha berprospek bagus, Anda akan ditawari lebih banyak pinjaman dari yang Anda minta di awal. Misalnya, Anda mengajukan pinjaman mikro 50 juta, tapi kemudian Anda ditawari kredit 100 juta. Sepintas, itu mungkin kelihatan seperti rejeki dari langit, tapi ingat bahwa 100 juta itu hanya pinjaman yang kelak Anda harus mengembalikannya, plus bunga. Perhitungkan baik-baik, antara kredit 50 juta dan 100 juta, mana yang lebih efektif dan efisien bagi usaha Anda, serta apakah Anda akan bisa melunasi angsurannya hingga akhir. Pada akhirnya, pilihan ada di tangan Anda.
Bunga Kredit atau Bagi Hasil?
Selain kredit usaha yang ditawarkan bank umum dan BPR, sekarang sudah banyak juga ditawarkan kredit oleh bank Syariah dan BPRS dengan istilah 'pembiayaan bagi hasil'. Anda yang berkeinginan untuk mentaati perintah agama dengan sungguh-sungguh mungkin akan lebih menyukai pembiayaan bagi hasil daripada kredit berbunga. Tetapi bukan tidak mungkin juga Anda memilih pembiayaan bagi hasil walau Anda tidak terlalu religius, karena skema perjanjian kredit dan pembiayaan berbeda.

Jika Anda mengambil kredit, maka Anda harus membayar 'bunga kredit' diluar pokok pinjaman. Sedangkan jika Anda mengambil pembiayaan, maka Anda harus membayar 'bagi hasil' selain juga pokok pinjaman. Bunga ditetapkan dalam persentase tertentu dari pinjaman pokok, tetapi bagi hasil ditentukan dalam proporsi tertentu dari keuntungan hasil usaha. Misalkan perjanjian mengatakan pembagian bagi hasil Anda dan pihak Bank adalah 60:40, maka ketika Anda mendapatkan laba 1.000.000, Anda harus memberikan 400.000 kepada Bank. Tata cara bagi hasil dan penghitungannya disepakati di awal kontrak antara Anda dengan pihak Bank, jadi pastikan bahwa Anda memahaminya dengan jelas dan tidak keberatan dengan poin-poin yang dipersyaratkan, sebelum menandatangani. Perbedaan antara bunga kredit dan bagi hasil ini cukup signifikan dan akan mempengaruhi pembukuan Anda.

No comments:

Post a Comment

 
Blogger Templates