Thursday, 26 March 2015

INI BUKAN NASEHAT




"SAYA PIKIR......SAYA PIKIR... "
¤ Saya pikir, hidup itu harus banyak meminta ~ ternyata harus banyak memberi.
¤ Saya pikir, sayalah orang yang paling hebat ~ ternyata ada langit di atas langit.
¤ Saya pikir, kegagalan itu final ~ ternyata hanya sukses yang tertunda.
¤ Saya pikir, sukses itu harus kerja keras ~ ternyata kerja cerdas
¤ Saya pikir, kunci surga ada di langit ~ ternyata ada di hatiku.
¤ Saya pikir, Tuhan selalu mengabulkan setiap permintaan ~ ternyata Tuhan hanya memberikan yang kita perlukan.
¤ Saya pikir, makhluk yang paling bisa bertahan hidup adalah yang paling pintar, atau yang paling kuat ~ ternyata yang paling cepat merespon perubahan.
¤ Saya pikir, keberhasilan itu karena turunan ~ ternyata karena ketekunan.
¤ Saya pikir, kecantikan luar yang paling menarik ~ ternyata inner beauty yang lebih menawan.
¤ Saya pikir, kebahagian itu ketika menengok ke atas ~ ternyata ketika melihat ke bawah.
¤ Saya pikir, usia manusia itu di ukur dari bulan & tahun ~ ternyata di hitung dari apa yang telah dilakukannya kepada orang lain.
¤ Saya pikir, yang paling berharga itu uang & Kekuasaan -emas- permata ~ Ternyata BUKAN juga ......yang paling Penting dan Paling mahal itu "KESEHATAN dan NAMA BAIK".

Sumber : Status Facebook Alm. Yanni LibelsBottom of Form


Monday, 23 March 2015

SEDEKAH BERBUAH BERKAH




Jakarta, Aktual.co — Apa bedanya sedekah secara ikhlas dengan yang tidak? Banyak sekali kisah mengenai sedekah yang kita temui di masyarakat, seperti yang mendapat balasan berlipat ganda, seperti contoh kisah sebagai berikut. 

Pada suatu hari ada seorang pemuda musafir yang kelihatan lelah sekali. Sesampainya di sebuah desa ia mencari masjid untuk beristirahat. Dari masjid ia menghampiri rumah seorang warga yang kebetulan seorang janda beranak satu untuk meminta sedikit air minum, supaya dahaganya terhapus.

Tanpa berpikir panjang sang ibu tua menyiapkan semua hidangannya di meja, dan pemuda itu dipersilahkan untuk makan. Tanpa pikir panjang pemuda menyantap semua hidangan yang ada dengan lahapnya. Seusai makan pemuda dipersilahkan untuk menginap oleh sang janda beranak satu karena hari sudah malam. Dan seperti pada umumnya, si pemuda itu melapor ke Pak RT, dan menyarankan agar kamar untuk si pemuda dikunci saja dari luar supaya tidak menimbulkan fitnah serta hal-hal yang tidak diinginkan. 

Malam semakin larut, tiba sekitar pukul 01.00 dinihari terbangunlah pemuda merasa ingin buang air besar, karena sebelumnya sudah makan kenyang. Diketok-ketoknya pintu kamar dari dalam. Sang ibu dan anaknya tetap tidak mendengar, akhirnya terpaksalah pemuda itu buang air di dalam kamar dan dimasukan ke tas kresek.

Saat tiba waktu pagi, pemuda itu pamit untuk salat subuh dan melanjutkan perjalanan. Sehabis salat subuh, sang janda membersihkan kamar bekas sang pemuda. Masya Allah, ditemukanlah tas kresek, apa isinya? Ternyata emas batangan, dia berfikir pasti milik pemuda tadi, disuruhlah anaknya tadi menghampiri pemuda tersebut di masjid untuk memberitahukan bahwa emasnya ketinggalan. 

Sampai tiga kali pemuda itu tetap menyangkal bahwa itu untuk ibu dan anaknya, bukan milik dirinya.

Singkat cerita janda beranak satu itu menjadi kaya karena menemukan berbongkah emas di kamarnya tadi, tetanggapun melihat dan ingin tahu darimana diperolehnya kekayaan seperti itu. Ibu itu pun jujur.

Dari cerita tersebut ada seorang ibu yang ingin memperoleh rejeki yang tak disangka-sangka, dicegat dan diundanglah seorang musafir untuk makan dan menginap di rumahnya, dimasakkannya hidangan lezat dan malamnya pun kamar sang musafir dikunci dari luar. 

Tiba sekitar pukul 02.00, persis seperti pada cerita sebelumnya musafir yang menginap juga tidak tahan buang air besar, ibu tetangga tadi pura-pura tidak mendengar dan berharap musafir itu buang air besar dikamarnya.

Singkat cerita di pagi hari dengan perasaan senang dan harapan yang besar dibersihkanlah kamarnya dan ditemukan sebuah tas kresek. Tapi didalamnya hanya kotoran si musafir tadi.

(Sumber : actual.co - Tsurayya Zahra)
#SPUBerbagi - JumatBerkah

Tuesday, 17 March 2015

Apakah Sama, Antara Uang Belanja dan Uang Nafkah?



Akhwatmuslimah.com – Awalnya saya sulit untuk membedakan makna kata membelanjai istri dan menafkahi istri, karena bagi saya kedua kata itu sama maknanya, hanya beda pilihan kata dan keluasan maknanya saja. Bagi saya, membelanjai istri dan menafkahi istri sama-sama bermakna memberikan sejumlah uang kepada istri untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga secara periodik, sedangkan yang sedikit membedakan bahwa menafkahi itu tidak harus uang tetapi bisa bersifat non materi. Artinya jika kita telah memberikan uang belanja kepada istri kita berarti kita telah memberikan nafkah lahir (materi), itu pemahaman awal saya, mungkin juga pemahaman hampir seluruh para suami.
Tetapi, saya mulai bisa membedakan antara uang belanja dan uang nafkah saat saya melihat anggaran belanja rumah tangga seorang teman. Dari sekian item anggaran yang yang diberikan ke saya, ada satu item anggaran yang menarik bagi saya. Menarik karena hanya item itu yang satu-satunya berbeda dengan item-item dalam anggaran rumah tangga saya dan anggaran rumah tangga pada umumnya, yaitu item “nafkah istri”. Apa bedanya pikir saya saat itu, ternyata menurut temen saya bahwa nafkah istri berarti suami memberikan sebagian hartanya kepada istri untuk dikelola dan digunakan untuk kepentingan pribadi istrinya, sedangkan belanja istri adalah memberikan harta (uang) untuk kebutuhan hidup suami, istri, anak-anak, dan anggota keluarga lainnya.
Saya mencoba untuk memahami apa yang disampaikan temen saya itu. Akhirnya saya temukan kunci jawaban untuk membedakan antara uang belanja dan uang nafkah, yaitu kemuliaan wanita. Antara uang belanja dan uang nafkah muncul dua kewajiban berbeda yang harus dilaksanakan seorang suami. Uang belanja adalah kewajiban suami sebagai kepala keluarga untuk mencukupi kebutuhan hidup istri dan anak-anaknya dengan layak, sedangkan uang nafkah adalah kewajiban suami sebagai seorang lelaki yang qowam untuk menjaga kemuliaan seorang wanita yang menjadi istrinya.
Dalam uang nafkah itu terkandung kemuliaan wanita dari seorang istri. Uang nafkah menjadikan istri bukan seorang “pengemis” di hadapan suaminya jika istri ingin memenuhi hajat pribadinya. Uang nafkah adalah hak yang harus diterima seorang istri, dan istri memiliki hak penuh untuk mengelola dan menggunakan untuk kepentingan pribadinya. Sehingga istri bisa memenuhi kebutuhan pribadinya dengan tetap terjaga kemulian dan kehormatannya tanpa harus “mengemis” di hadapan suami atau harus bekerja keras di luar rumah.
Jadi menurut saya, jika suami hanya memberikan uang belanja bulanan saja maka kewajibannya sebagai suami belum lengkap bahkan cenderung tidak menghargai istrinya, karena memberi uang belanja tanpa uang nafkah seakan menjadikan istri sebagai pembantu rumah tangga kita saja. Oleh karena itu meskipun istri kita bekerja, uang belanja dan uang nafkah tetap harus kita berikan kepada istri kita walaupun sedikit, karena keduanya merupakan hak istri dan kewajiban bagi suami. Jika sekarang para suami hanya masih memberikan uang belanja saja maka harus dilengkapi kewajibannya sebagai seorang suami yang qowam dengan memberikan uang nafkah walaupun sedikit dan meskipun istri kita bekerja. Karena dalam uang nafkah itu ada kemulian seorang wanita yang menjadi istri kita, dan ada ke-qowaman kita sebagai seorang suami dan laki-laki. [Akhwatmuslimah.com]
By Ustad Noven.
 
Blogger Templates