"Coach, tolongin saya. Saya terjebak hutang. Saya pusing ngadepinnya. Saya tidak tahu lagi apa yang perlu dilakukan?" Ujar seorang pebisnis yang saya temui. (Juga mewakili belasan orang yang menanyakan hal sama)
"Hutang apa dan berapa besar nilainya?" tanyaku
"Bisnis saya sepi order, sehingga investor memutuskan untuk menarik dananya kembali. Saya dikatain pembohong, penipu, dsb. Padahal memang usahanya lesu. Sejak pandemi tidak ada untung. Bisa bertahan saja sudah alhamdulillah. Sekarang malah diteror terus, minta dananya segera dikembalikan" jelasnya
"Kapan investor itu menanamkan uangnya, dan digunakan untuk apa?" Tanyaku lagi
"Tiga tahun lalu sebelum corona, digunakan untuk modal pembukaan outlet baru" jawabnya
"Sebentar..... Dia MENANAMKAN MODAL atau MEMINJAMKAN UANG. Coba lihat bagaimana surat perjanjiannya?" tanyaku lagi
"Itulah coach. Saya tak paham. Waktu itu saya senang saja ada orang yang mendanai pembukaan outlet baru" jawabnya
"Hhmmmm.... ini mah Pinjaman Uang namanya, bukan penyertaan modal. Ini mirip rentenir daripada investor, bila perjanjiannya seperti ini.
Baiknya kita fokus pada solusi saja. Bagaimana caranya agar sales omset di outlet meningkat.
Terkait investor, nanti tolong temui dia, sampaikan bahwa usaha ini tidak bisa memberi keuntungan lagi. Tidak ada lagi pembagian keuntungan, sepanjang bisnisnya tidak menghasilkan laba. Dan uang yang dia pinjamkan, kita kembalikan secara bertahap. Kalau tidak mau bertahap, ya sudah minta dia menunggu sampai dananya terkumpul dulu. Sementara kita berupaya meningkatkan laba" jelasku panjang lebar.
Teman-teman, hati-hati dalam membuat kesepakatan dengan investor yaa. Bila sifatnya pinjaman, sebaiknya menggunakan lembaga keuangan syariah seperti koperasi dan bank syariah. Ketentuannya lebih jelas.
Kecuali bila investor tersebut benar-benar MENANAMKAN MODAL nya.
- - - - -
Secara sederhana investor adalah seseorang atau perusahaan yang melakukan penanaman modal (investasi) dengan harapan bisa mendapatkan keuntungan di masa mendatang.
Karena sifatnya, hasil dari investasi tidak dapat diperoleh seketika, namun baru dirasakan di masa yang akan datang.
Istilah "investor" juga digunakan untuk menyebutkan seseorang yang melakukan pembelian properti, mata uang, komoditi, derivatif, saham perusahaan, ataupun aset lainnya dengan suatu tujuan untuk memperoleh keuntungan
Investor bisa juga berperan sebagai penyandang dana, atau disebut "angel investor" yaitu seseorang yang memiliki dana yang diberikan kepada suatu perusahaan untuk digunakan sebagai modal awal suatu usaha dengan imbalan saham dari perusahaan tersebut.
Investor itu sendiri biasanya digolongkan ke dalam 3 kategori:
1. Tipe Konservatif. Tipe ini tidak berani menghadapi risiko kerugian dan ketidakpastian. Ia sangat mengutamakan keamanan dalam berinvestasi daripada memperoleh keuntungan besar tapi berisiko.
2. Tipe Moderat. Tipe ini cenderung memiliki keberanian dalam mengambil risiko tingkat sedang.
3. Tipe Agresif. Tipe ini punya nyali dalam melakukan keputusan investasi berisiko tinggi.
Eh, ada satu tipe lagi deng...
4. Tipe Rentenir. Tipe ini ingin diakui sebagai investor, namun yang sebenarnya adalah sekedar memberi pinjaman uang. Yang ada dalam pikirannya adalah menerima laba, laba dan laba. Bisnis yang ia pinjami modalnya, harus untung. Tidak boleh rugi. Kalau peminjam tidak memberi laba, akan ditagihnya terus; tak ubahnya seperti "debt-collector" dari perusahaan pembiayaan.
SUMBER : FB COACH FAHMI
No comments:
Post a Comment