Perusahaan yang baik (Good
Corporate Governance) sangat berperan dan akan mendapatkan nilai positif dari
klien /rekanan atau konsumen perusahaan tersebut. Pertanyaan kita sekarang
langkah apa yang harus diterapkan untuk meningkatkan nilai perusahaan di mata
public dimana perusahaan tersebut didalamnya terdapat keterkaitan pemilik,
investor dan pegawai didominasi oleh keluarga dan atau teman dekat alias
sahabat. Hal yang penting dan perlu kita sadari pada umumnya ebuah perusahaan
yang dijalankan oleh keluarga dan kekerabatan ketika memulai dari fase merintis
berakhir dengan konflik dan kebangkrutan.
Sebuah contoh perusahaan
terkemuka di Negara maju dimana managemen (karyawan) secara aktif melibatkan
investor dan pemilik usaha sehingga secara instutisional jalannya usaha
termonitor dengan baik. Sehingga tren dan laju perusahaan bisa meningkat month
by month dan supervise kinerja perusahaan week by week.
Intensitas pertemuan secara
aktif bisa dilakukan manakala investor sendiri bisa memposisikan bahwa dana yang
di investasikan tersebut merupakan dana terbaik yang dimiliki sehingga
pengawasan dana yang digulir mutlak dilakukan terlepas investor harus
menyisakan space watu untuk melakukannya di sela-sela kesibukan. Kemudian dari
management perusahaan memiliki tanggung jawab untuk menjaga dana investor agar
tidak salah sasaran dan tidak keluar dari konsep bisnis yang ditawarkan sejak
awal dan terhindar dari pencideraan perjanjian.
Dengan seringnya melakukan
pertemuan dan supervisi dari pihak yang berwenang maka secara tidak langsung
akan meningkatkan transparansi perusahaan, mendiskusikan kebijakan ekonomi
perusahaan yang mungkin kontorversial, mengurangi kesalah pahaman antara
perusahaan dan investor serta mengurangi penyalahgunaan asset perusahaan oleh
eksekutif atau management.
Proses monitoring ini dalam
prakteknya akan sangat membantu meningkatkan nilai perusahaan dimata umum.
Sebab, ketidak efisienan perusahaan bisa di minimalisir dan proses monitoring
mempunyai sinyal positif sangat kuat kepada konsumen terhadap produk dan
pelayanan perusahaan kita. Asumsi pasar (market) menilai bahwa perusahaan
sangat serius dalam membenahi kinerja, peduli akan kepentingan investor dan
senantiasa menjaga kualitas produk dan layanan. Proses monitoring bisa
dilakukan secara aktif bersama investor akan cepat berkembang karena didasari
oleh kebersamaan terhindar dari upaya otoriter sepihak atau tidak ada individu
yang dominan (monopoli)
Beberapa kelemahan yang terjadi
pada perusahaan disekitar kita, kecendrungannya di dominasi oleh pihak tertentu
dengan berbagai dalih, sehingga tidak terjadi optimalisasi peranan setiap
pihak, mulai dari pemiliki usaha, menegement dan investor terkadang satu sama
lain saling melemahkan dan konflik pun terjadi.
Fungsi kontrol oleh investor pun
menjadi tidak jalan dikarenakan management tidak mau diintervensi, atau
sebaliknya management meyajikan data yang tidak valid kepada investor. Setelah
terbangun ketidak percayaan satu sama lain, asumsi-asumsi pun bermunculan
parahnya lagi dianggap sebuah kesimpulan tidak jarang kebijakan perusahaan bisa
memperuncing keadaan dan akan memperparah konflik dan berimbas pada hubungan
keluarga dan kerabat.
Intervensi investor pun kalo
dirasa terlalu berlebihan dan terlalu berhati-hati saat fungsi control
dilakukan akan memberikan dampak buruk kepada management salahsatunya tidak memiliki
rasa percaya diri, sedikit-sedikit bertanya pada investor karena kebijakan yang
dibuat management hawatir tidak tepat dan ini berbahaya akan menghambat respon
perusahaan kepada konsumen. Ketidak harmonisan antar management, pemilik usaha
dan investor akan dinilai memiliki reputasi yang buruk oleh market. Mengapa?karena
penilaian pasar/market perusahaan tidak mampu mengatasi konflik internal.
Ada beberapa solusi yang bisa meningkatkan nilai
perusahaan yang kepemilikannya masih didominasi oleh pendiri dan keluarganya.
Sebelumnya, kita harus mengevaluasi fase kepemilikan sang pendiri dan
keluarganya. Dengan berjalannya waktu, kendali perusahaan dialihkan dari
pendiri kepada generasi kedua (misalnya anak sang pendiri), dan kalau
perusahaan sudah lama berdiri, tidak jarang perusahaan sudah dikendalikan oleh
generasi ketiga. Untuk setiap kasus di atas, kita harus menerapkan solusi yang
berbeda. Karena, perbedaan karakteristik perusahaan seiring dialihkannya
kepemilikan perusahaan antargenerasi.
Pertama, ketika perusahaan dimiliki oleh generasi
kedua dan selanjutnya, sangat penting perusahaan membuat sebuah dewan
independen yang semua anggotanya adalah profesional dan mereka tidak mempunyai
hubungan dan kepentingan dengan siapa pun dari anggota keluarga pendiri. Dewan
ini akan menjadi fasilitator komunikasi antara pihak yang berlainan dalam
keluarga pendiri.
Kedua, proses komunikasi dilakukan dengan lebih
intensif seiring semakin diverse-nya kepemilikan perusahaan. Perlu
diadakan rapat antara pemilik perusahaan dengan frekuensi tiga-empat kali per
tahun dan pertemuan ini difokuskan untuk menjernihkan miskomunikasi antara
pemilik perusahaan. Pertemuan ini harus dihadiri oleh semua anggota dewan
independen (yang tidak boleh menjabat sebagai anggota direksi atau anggota
dewan komisaris). Ketiga, dalam rapat pemilik perusahaan, dewan independen
menjadi fasilitator untuk pembuatan kebijaksanaan dan prosedur perusahaan yang
berhubungan dengan pelaksanaan operasional perusahaan, pembagian keuntungan,
dan pembuatan rencana strategis perusahaan.
Keempat, perlu ditunjuk auditor independen yang
mempunyai reputasi internasional dan berpengalaman dalam menangani family-owned
business. Auditor ini yang akan mengurusi pembuatan laporan keuangan
yang menjadi landasan pembuatan kebijakan perusahaan. Dan kelima, semua proses
pembuatan kebijakan dan prosedur harus didokumentasi dan semua hasilnya harus
mudah diakses oleh semua pemilik perusahaan. Hal ini memudahkan para pemilik
perusahaan untuk mendapatkan fakta ketika terjadi konflik di antara mereka.
Semua hal praktis di atas, jika dilakukan dengan
baik, akan sangat membantu mengurangi potensi konflik horisontal antara pemilik
perusahaan. Dan semua langkah ini akan meningkatkan nilai perusahaan, karena
investor bisa melihat adanya kejelasan tujuan perusahaan, termasuk sikap
proaktif perusahaan dalam mengantisipasi sumber konflik di masa mendatang.
No comments:
Post a Comment