Tuesday, 28 April 2015

Hadits Arba’in ke-37 tentang Keadilan dan Karunia Allah





Ibnu ‘Abbas ra. berkata, Rasulullah bersabda meriwayatkan firman Allah, “Sesungguhnya Allah mencatat amal baik dan buruk. Kemudian Dia menjelaskan, “Barangsiapa yang ingin melakukan kebaikan tetapi belum melakukannya, maka Allah mencatatnya sebagai satu kebaikan penuh. Dan jika ia benar-benar melakukannya, maka Allah mencatatnya sebagai sepuluh kebaikan, bahkan hingga tujuh ratus kali lipat atau lebih.
Sedangkan orang yang ingin melakukan keburukan tapi tidak jadi melakukannya, maka Allah mencatatnya sebagai satu kebaikan penuh. Jika ia melakukan keburukan itu, maka Allah mencatatnya sebagai satu keburukan saja.” (HR Bukhari-Muslim)

URGENSI HADITS

Ini adalah hadits qudsi yang memuat kabar gembira dan harapan yang besar terhadap karunia dan rahmat Allah yang Mahaluas. Hadits ini memberikan harapan dan dorongan untuk bekerja keras dengan terus melakukan muraqabah kepada Allah swt.

KANDUNGAN HADITS

1. Perbuatan yang baik.
Semua kebaikan yang dilakukan oleh seorang muslim akan mendapatkan balasan sepuluh kali lipat dari kebaikan itu. Karena ia tidak hanya sekedar berkeinginan, namun merefleksikan apa yang menjadi keinginannya dalam bentuk konkrit. Allah Swt. berfirman, “Barangsiapa melakukan amal baik, maka baginya [pahala] sepuluh kali lipat amalnya…” (al-An’am: 160)
Namun demikian Allah masih akan melipatgandakan lebih dari sepuluh kali lipat, akan tetapi semua itu tergantung dengan kehendak Allah swt. Sebagaimana dinyatakan dalam ayat-Nya: “Perumpamaan [nafkah yang dikeluarkan oleh] orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir. Pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan [ganjaran] bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas [kurnia-Nya] lagi Mahamengetahui.” ) (al-Baqarah: 261)
Dari Ibnu Mas’ud ra. ia berkata: “Seorang laki-laki datang dengan membawa unta yang terikat, lalu berkata: “Ya Rasulallah, unta ini [saya berikan] untuk keperluan fii sabilillah.” Rasulullah saw. menjawab, “Kamu akan menadapatkan seratus unta pada hari kiamat kelak.” (HR Muslim)
Dilipatgandakannya suatu kebaikan lebih dari sepuluh tentu dipengaruhi oleh kualitas keimanan, keikhlasan, dan kesesuaian amal tersebut.

2. Perbuatan buruk
Semua perbuatan buruk yang dilakukan seseorang, akan ditulis apa adanya [satu keburukan] dan tidak dilipatgandakan. Allah swt. berfirman: “Dan barangsiapa yang melakukan perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedangkan mereka sedikitpun tidak dianiaya [dirugikan].” (al-An’am: 160)
Meskipun demikian keburukan tersebut bisa menjadi lebih berat dosanya, sesuai dengan tempat, waktu dan pelakunya.

a. Yang berkaitan dengan waktu
Yaitu pada bulan-bulan haram [yang disucikan]. Maksudnya jika seseorang melakukan suatu dosa di waktu tersebut, maka dosanya lebih besar daripada jika ia melakukannya di luar waktu-waktu tersebut. Allah berfirman,
“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah [ketetapan] agama yang lurus, maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu.” (at-Taubah: 36)
Dalam menafsirkan hadits ini Qatadah berkata: “Ketahuilah sesungguhnya kedhaliman di bulan haram adalah sebesar-besar kesalahan dan dosa, jika dibandingkan dengan waktu lain. Meskipun di dalam keadaan apapun kedhaliman tidak dilipatgandakan dosanya, namun Allah melipatgandakan terhadap apa-apa yang dikehendaki.”

b. Yang berkaitan dengan tempat
Tempat tersebut adalah tanah suci. Jika seseorang melakukan suatu dosa di tempat tersebut, maka dosanya lebih berat daripada jika dilakukan di tempat lain. Hal ini dikarenakan tanah haram adalah tempat yang mulia. Allah swt. berfirman:
“[Musim] haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi. Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik, dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji…” (al-Baqarah: 197)
Ibnu Umar berkata: “Perbuatan fasik adalah melakukan maksiat di tanah suci.”
Allah juga berfirman: “Dan barangsiapa bermaksud melakukan kejahatan secara dhalim di dalamnya [Masjidil Haram], niscaya akan Kami rasakan kepadanya siksa yang pedih.” (al-Hajj: 25)
Karena itulah banyak shahabat dan Salafush shalih takut tinggal di tanah haram. Mereka khawatir mengerjakan dosa di tempat suci itu. Di antara mereka: Ibnu Abbas ra., Abdullah bin Amru bin ‘Ash ra., Umar bin Abdul ‘Aziz.
Umar berkata: “Saya melakukan tujuh puluh kali kesalahan di luar Makkah, itu lebih baik bagi saya daripada melakukan satu kesalahan di Makkah.”
Mujahid berkata: “Kesalahan [dosa] yang dilakukan di Makkah akan dilipatgandakan seperti melipatgandakan kebaikan.”

c. Yang berkaitan dengan perilaku buruk.
Allah akan melipatgandakan balasan dari keburukan yang dilakukan oleh orang-orang tingkat ma’rifat dan kedekatannya dengan Allah yang sangat tinggi. Firman Allah:
“Hai isteri-isteri Nabi, siapa-siapa di antaramu yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya akan di lipat gandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. dan adalah yang demikian itu mudah bagi Allah. Dan barang siapa diantara kamu sekalian (isteri-isteri Nabi) tetap taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan mengerjakan amal yang saleh, niscata Kami memberikan kepadanya pahala dua kali lipat dan Kami sediakan baginya rezki yang mulia.” (al-Ahzab: 30-31)

3. Berazam untuk melakukan kebaikan.
Yang dimaksud dengan azam disini adalah keinginan dan berusaha untuk merealisasikan. Bukan sekedar lintasan fikiran yang tidak diiringi oleh keinginan yang kuat untuk melaksanakan.
Barangsiapa yang mempunyai keinginan seperti itu, untuk melakukan kebaikan, maka Allah mencatat baginya satu kebaikan secara utuh. Karena keinginan yang kuat untuk melakukan suatu kebaikan merupakan penyebab atau permulaan dari kebaikan itu sendiri. Dan penyebab kebaikan pada dasarnya adalah kebaikan juga.
Abu Hurairah ra. menceritakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, Allah swt. berfirman: “Jika hamba-Ku berazam untuk melakukan kebaikan, maka Aku tulis azam itu sebagai suatu kebaikan.” (HR Muslim)
Khuraim bin Fatik ra. berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang ingin melakukan kebaikan, dan tidak melakukannya [karena suatu hal yang lain]. Tapi Allah mengetahui bahwa keinginan tersebut benar-benar dari hatinya dan ia juga berusaha untuk melaksanakannya, maka Allah akan mencatatnya sebagai satu kebaikan.”
Abu Darda’ berkata: “Barangsiapa yang ketika hendak tidur berniat untuk melakukan qiyamul lail, akan tetapi ia tidak terbangun hingga subuh, maka baginya pahala dari apa yang diniatkannya.”
Sa’id binn Musayib berkata: “Barangsiapa yang berniat melakukan shalat, puasa, haji atau jihad, akan tetapi ia terhalang oleh satu dan lain hal, maka apa yang ia niatkan akan sempai kepada Allah.”

4. Berniat melakukan dosa
Jika seseorang berniat melakukan dosa, namun tidak melakukannya, maka Allah akan mencatatnya sebagai suatu kebaikan penuh. Dalam sebuah hadits disebutkan, “Jika ia meninggalkan karena-Ku.”(HR Bukhari dan Muslim)
Dengan demikian, membatalkan niat untuk berbuat dosa terikat dengan unsur pemicunya; hanya karena Allah. Dalam kondisi seperti inilah orang yang membatalkan niatnya untuk melakukan dosa akan mendapatkan pahala. Karena pada dasarnya, dengan membatalkan niatnya untuk melakukan perbuatan dosa karena Allah, berarti ia telah melakukan amal shalih, yaitu keridlaan Allah swt.
Sedangkan orang yang membatalkan niatnya untuk melakukan suatu dosa karena dipicu oleh perasaan takut terhadap manusia, atau agar diperhatikan manusia, maka tidak akan dicatat sebagai kebaikan. Bahkan ada yang berpendapat hal tersebut justru akan dicatat sebagai dosa. Karena ia telah mendahulukan rasa takut terhadap manusia daripada rasa takut kepada Allah, dan ini adalah haram. Demikianlah halnya dengan riya’.
Qadli Iyadh mendukung pendapat yang mengatakan bahwa hadits Ibnu ‘Abbas ra. terikat dengan hadits Abu Hurairah ra.
Ibnu Hajar berkata: “Bisa jadi dipandang sebagai sebuah kebaikan orang yang meninggalkan keburukan tanpa menghadirkan niat. Meskipun tingkatan kebaikannya lebih rendah dari meninggalkan keburukan dengan niat karena Allah. Sebagaimana disebutkan di atas, meninggalkan kemaksiatan adalah mencegah keburukan, dan mencegah keburukan adalah kebaikan. Bisa jadi orang yang berniat bermaksiat lalu membatalkannya, maka ditulis sebagai satu kebaikan saja. jika ia meninggalkan karena takut kepada Allah, maka dituliskannya sebagai kebaikan yang berlipat ganda.”
Al-Khathabi berkata: “Dituliskannya kebaikan atas orang yang meninggalkan keburukan kecuali jika ia mampu melakukannya. Karena manusia tidak dianggap meninggalkan keburukan kecuali jika dia mampu melakukannya. Termasuk dalam kategori yang tidak bisa melakukan adalah yang keinginannya terhalangi oleh sebuah penghalang, seperti seorang lelaki yang datang kepada salah seorang perempuan untuk zina, namun mendapatkan pintu terkunci dan tidak mampu membukanya.”

5. Karunia yang besar.
Dalam riwayat Muslim yang lain, terdapat tambahan, “Atau Allah akan menghapusnya, dan tidaklah seseorang membinasakan dirinya di hadapan Allah, melainkan ia akan binasa.” Ini menunjukkan bahwa karunia Allah sangat besar, karena Allah tidak menghancurkan seseorang kecuali orang itu sendiri yang membawa dirinya pada kehancuran, melanggar batasan-batasan yang telah ditetapkan, berani melakukan keburukan, dan berpaling dari kebaikan. Ibnu Mas’ud ra. berkata: “Celakalah orang yang kesendiriannya mengalahkan kebersamaannya dengan orang lain.”

6. Malaikat mengetahui apa yang diniatkan manusia
Dalam mengetahui keinginan manusia tersebut kemungkinan melalui ilham, mungkin juga karena malaikat memang bisa mengetahui isi hati. Ada juga yang mengatakan bahwa malaikat mengetahui melalui bau yang dicium, karena keinginan melakukan suatu dosa mengeluarkan bau busuk, sedangkan keinginan untuk melakukan suatu kebaikan akan berbau wangi.

7. Keutamaan puasa.
Puasa mempunyai nilai lebih, jika dibanding dengan ibadah-ibadah lainnya. Karena berlipat gandannya pahala puasa tidak ada yang mengetahui kecuali Allah. Dan Rasulullah bersabda: “Semua amalan Ibnu Adam untuknya sendiri, kecuali puasa. Ia untuk-Ku dan Aku lah yang akan memberinya pahala.” Selain itu, puasa merupakan tingkatan kesabaran yang paling mulia. Allah swt. berfirman, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas.” (az-Zumar: 10)

8. Sesungguhnya rahmat Allah terhadap hamba-Nya sangatlah luas, pengampunan-Nya mencakup semua dosa, dan pemberian-Nya tidak ada habisnya.

9. Allah tidak akan menghitung berfikir untuk melakukan maksiat sebagai suatu dosa kecuali jika telah direfleksikan dalam bentuk konkret.

10. Seorang muslim hendaknya senantiasa berniat untuk melakukan kebaikan. Dengan niat tersebut semoga akan tercatat sebagai pahala kebaikan. Di samping itu, bertekad untuk melakukan amalan kebaikan jika kondisi memungkinkan.

11. Ikhlas dalam ketaatan dan dalam rangka meninggalkan maksiat adalah kunci untuk mendapatkan pahala. Semakin tinggi keikhlasan seseorang, maka semakin bertambah pula kadar pahala yang akan didapatkan.

(Sumber : Imam Nawawi:DR.Musthafa Dieb Al-Bugha Muhyidin Mistu-alquranmulia.wordpress)
#SPUBerbagi



Tuesday, 21 April 2015

Tidak ada orang Sukses diatas keluarga yang tidak Bahagia



Sasongko SK 14515 Kontributor Populer


Seorang pemuda yang baru diterima disebuah perguruan tinggi, sedang mencari rumah kost untuk ia tinggali selama menuntut ilmu. Namun karena dananya tak banyak, pilihannya terbatas. Iapun mendapat kost dekat REL KERETA-API.

Malam pertama, saat kantuk sudah mulai menyerang, tiba2.....kereta-api lewat dan membunyikan klaksonnya. Anak muda itu kaget dan nyaris terjungkal. Malam itu, ia tak bisa tidur, karena kereta api berulangkali lewat.
Minggu pertama, ia harus tidur dengan menutupi telinganya dengan bantal.
Lepas bulan pertama,ia mulai bisa tidur. Bulan ke2, ia bisa tidur nyenyak meski kereta-api itu lalu-lalang, malahan kadang2 ia sampai terlambat bangun.

Uniknya,suatu kali, pemuda itu hendak ujian dan bangun pagi, maka ia memasang JAM WEKKERnya.
Bunyi alarm( yang nggak ada apa2nya dibanding suara kereta-api) MALAH BISA membangunkannya.

Kenapa itu bisa terjadi?
Karena pemuda itu terbiasa MENGABAIKAN suara kereta-api dan memilih LEBIH MENDENGARKAN suara alarm jam wekker.

Dalam PERNIKAHAN, situasi serupa sering bisa terjadi. Hal2 yang dulu istimewa dan kita anggap luar biasa, kini bisa menjadi HAL YANG BIASA, bahkan tidak lagi kita indahkan. Sebaliknya, kita bereaksi keras terhadap hal2 yang lebih KECIL dari itu. Misalnya, kita meributkan kebiasaan suami yang TAK SESUAI dengan kita. Ketidak-rapiannya, ketidak-disiplinan-nya mengembalikan barang2 dll.
Kita abaikan FAKTA, bahwa dia selalu HADIR disamping kita. Padahal, saat pacaran, satu2nya yang kita rindukan darinya adalah KEHADIRANNYA. Kita MENGABAIKAN kehadirannya disamping kita, karena kita sudah sangat TERBIASA.

Saat berbicara tentang ROMANTISME dalam pernikahan, sering kali, hal serupa juga terjadi. Mungkin kita suka mengeluh pasangan kita yang TIDAK ROMANTIS.

Kita membayangkan ia melakukan apa yang dilakukan tokoh2 di film, novel atau pasangan rekan kita. Padahal pasangan lain mungkin , "IRI" dengan kita yang rukun, punya anak2 penurut dsb.

Tidak ada orang Sukses diatas keluarga yang tidak Bahagia...
Disetiap Orang yg Sukses pasti ada pendamping IDEAL disisinya...

Cinta Sejati dimulai setelah pernikahan, utk hidup selama nya adalah waktu yang sangat lama...Pasti kan anda melalui dengan orang yang tepat...

Semoga kita semua menjadi orang yg Sukses dan Bahagia...

AamiinYRA...

Tuesday, 14 April 2015

Ternyata Potensi Bisnis Batu Akik Indonesia No. 1




Batu permata telah menjadi barang kebutuhan masyarakat dunia maju dan menjadi lambang untuk tingkat konsumsi serta kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Batu permata terbagi menjadi dua kategori yakni alami dan buatan. Karena faktor kondisi geografis, Indonesia memiliki beragam jenis batu akik yang sangat diminati pembeli dari seluruh dunia. Indonesia menempati urutan kedua pasar batu permata terbesar di dunia setelah Tiongkok dan merupakan negara penghasil beragam batu akik terbaik di dunia. Namun sayang, potensi batu permata di Indonesia belum digarap secara optimal, padahal batu permata dari Indonesia sangat diminati pasar internasional. Batu mulia Kalimaya dari Banten dan Giok Aceh yang telah go internasional merupakan batu mulia kualitas terbaik. 

Sejak era tahun 1970an, demam batu permata melanda berbagai negara di seluruh dunia dan permintaan terus bertambah setiap harinya. Menurut data statistik, permintaan permata dan batu mulia di seluruh dunia tumbuh antara 5 persen sampai 10 persen per tahun yang diikuti oleh kenaikan harga pada kisaran 8 persen sampai 12 persen. Nilai perdagangan batu permata dunia pada tahun 1950an mencapai 200 juta dolar amerika serikat. Pada tahun 1970an naik hingga 25 miliar dolar amerika serikat, lalu di akhir 1980an mencapai 72 miliar dolar amerika serikat. Dan saat ini telah menembus 100 miliar dolar amerika serikat. 

Perhiasan memang telah menjadi kebutuhan masyarakat negara - negara maju. Jumlah kepemilikan permata di suatu negara menunjukkan tingkat konsumsi dan kekayaan negara tersebut. Saat ini, urutan negara pengimpor perhiasan di dunia diduduki oleh Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Kanada, Swiss, dan Jerman. Sementara yang datang ke Indonesia untuk belanja batu akik adalah para pedagang asal Tiongkok dan Singapura. Negara Indonesia memiliki beragam jenis batu permata yang dijual ke luar negeri, kemudian dijual lagi dengan nama lain. Contohnya batu Bacan Halmahera yang dijual lagi ke Korea Selatan dengan nama Jade.  Karena itulah banyak pengusaha batu permata dalam negeri yang berharap bisa mendiskusikan konsep pengembangan, termasuk juga menyusun peraturan yang lebih baik untuk industri batu permata.

Thursday, 2 April 2015

7 Waktu yang Tepat Memulai Membangun Bisnis




Mungkin anda telah menyadari bahwa berwirausaha atau memiliki perusahaan sendiri adalah cara yang terbaik untuk meningkatkan taraf hidup anda. Hal tersebut pasti mendorong keyakinan anda untuk berdikari membangun bisnis secara mandiri. Lalu, kapan waktu yang tepat untuk memulai membangun bisnis anda sendiri? Dirangkum dari pendapat Michael Lazerow (CEO of Buddy Media), berikut adalah saat-saat terbaik untuk mendirikan sebuah bidang usaha:

1. Waktu Terbaik adalah Selagi Anda Muda
Waktu yang terbaik untuk mendirikan sebuah kerajaan bisnis adalah ketika masih muda. Masa muda dipenuhi dengan semangat dan kreatifitas tinggi. Meskipun masih minim pengalaman dan sering mengambil keputusan keliru, namun pengalaman akan membuatnya lebih kuat di masa-masa mendatang.

2. Waktu Terbaik adalah Ketika Anda Tidak Menikmati Pekerjaan Anda Saat Ini
Jika anda merasa bosan, tidak enjoy, dan sering ingin lari dari pekerjaan anda, maka itulah saat yang tepat untuk mulai berpikir membangun bisnis anda sendiri. Apalah arti gaji yang besar bila anda tidak merasa bahagia dengan tugas-tugas pekerjaan anda. So, luangkan waktu malam anda untuk menyusun rencana dan strategi bisnis yang jitu.

3. Waktu Terbaik adalah Saat Anda Dipecat atau Keluar dari Perusahaan
Anda mungkin akan merasa sangat shock ketika mendapat surat PHK atau harus terpaksa keluar dari perusahaan. Hal tersebut pasti memaksa anda untuk intropeksi diri dan memeriksa semua aspek yang menyangkut kehidupan anda. Tapi optimislah, dan yakin bahwa saat itulah waktu terbaik untuk berwirausaha secara mandiri. Memang akan sangat terasa aneh tatkala harus beradaptasi dari kebiasaan sebagai pekerja menuju level menjadi calon big boss.

4. Waktu Terbaik adalah Jika Anda Bisa Fokus
Waktu yang terbaik untuk membangun sebuah perusahaan adalah ketika anda memiliki kesempatan untuk bisa fokus mengembangkan bisnis anda. Aspek fokus tersebut biasanya menyangkut tentang seberapa banyak tanggung jawab yang anda miliki. Semakin banyak jumlah tanggung jawab yang anda miliki (misal tanggung jawab terhadap keluarga, tanggung jawab pada urusan kuliah, tanggung jawab pada organisasi yang anda ikuti, dsb) akan membuat fokus anda terpecah belah, sehingga kurang tepat untuk memulai wirausaha. Jadi, ketika anda telah bisa memfokuskan diri pada bisnis anda, that is the best time to start your business!

5. Waktu Terbaik adalah Tatkala Anda Memiliki Obsesi yang Tak Tersembuhkan
Anda bekerja pada suatu perusahaan? Tapi anda selalu, selalu, dan selalu dihantui oleh ide-ide briliant anda untuk membangun sebuah konsep bisnis anda? Anda tidak bisa berkonsentrasi dan terobsesi menjalankan perusahaan atas kehendak anda sendiri? Jika itu terjadi, just get action to build your own business!

6. Waktu Terbaik adalah Ketika Anda Berada pada Level Intrapreneur
Entrepreneur artinya pengusaha, sementara intrapreneur adalah pengusaha profesional yang telah memiliki dan menerapkan kewirausahaanya serta berhasil dalam mengembangkan ide-ide baru yang inovatif untuk memanfaatkan berbagai sumber daya di perusahaan yang mapan dan kemudian mengambil resiko untuk membangun sebuah bisnis berbeda dengan yang sudah dijalankan. Pada tingkat ini, anda bisa memulai membangun bisnis anda sendiri.

7. Waktu Terbaik adalah Hari Ini
Banyak perusahaan besar yang awalnya dirintis di saat-saat perekonomian sedang suram. Oleh karena itu, jangan tunggu esok, seminggu, dua tahun, atau setelah anda memperoleh gelar sarjana. Do it now! Anda sebaiknya mencermati makna dari "The Power of Today", yakni jika hari ini anda lewatkan, maka kemungkinan 75%-nya akan terlewatkan selamanya! Jadi, segera cari peluang dan lakukan sekarang! Demikian uraian singkat tentang waktu yang paling tepat membangun sebuah bisnis, semoga menginspirasi anda. Salam kerja & usaha!
 
Blogger Templates