Bagaimanakah
caranya praktik Bisnis Kebun Emas?
Salah satu bentuk bisnis investasi
yang tengah ngetrend saat ini berkaitan dengan emas adalah investasi kebun
emas. Seperti halnya dengan berkebun yang dilakukan oleh para petani, saat masa
panen tiba, maka saat itulah masa keuntungan yang bisa kita petik. Sama seperti
aktivitas berkebun yang dilakukan oleh para petani, berkebun emas juga memiliki
potensi resiko, satu diantaranya adalah risiko jatuhnya harga emas saat panen
tiba. Namun, menurut beberapa pelaku bisnis ini, harga emas cenderung stabil
atau naik dari tahun ke tahun, sehingga tampaknya potensi keuntungan yang akan
kita petik dalam kebun emas ini sudah terlihat di depan mata.
Seperti
apakah berkebun emas itu?
Pada intinya yang dimaksud dengan berkebun emas adalah teknik untuk membeli
emas sebanyak-banyaknya dengan menggunakan jumlah dana yang lebih sedikit.
Artinya, jika secara konvensional (biasa) kita membeli emas 100 gram dengan
harga 50 juta rupiah, maka dengan kebun emas kita bisa membeli 100 gram emas
dengan harga di bawah 50 juta, bahkan hanya 50% saja. Bagaimanakah caranya?
Jawabannya adalah dengan memanfaatkan lembaga keuangan seperti bank atau
pegadaian yang menawarkan layanan gadai emas. Sebelum lanjut, Anda sebaiknya
membaca serta memahami cara dan contoh rumus perhitungan gadai emas.
Gambaran tentang "Berkebun
emas" secara sederhana dapat dideskripsikan seperti berikut. Sejumlah
modal awal yang kita punya, kita gunakan sebagiannya untuk membeli emas,
kemudian emas tersebut kita gadaikan untuk mendapatkan modal kembali. Tentu
jumlah uang yang kita peroleh dari pegadaian lebih sedikit dari harga dasar
emas yang kita gadaikan tersebut, biasanya rata-rata kita mendapatkan modal
pinjaman sebesar 80-90% dari nilai emas tersebut. Uang pinjaman yang kita
dapatkan dari pegadaian akan kita gunakan kembali untuk membeli emas dengan
berat yang sama. Karena jumlah uang yang kita peroleh dari pegadaian tidak
mencukupi untuk membeli emas yang sama, maka perlu tambahan uang yang kita
ambil dari modal awal di kantong kita.
Teknik ini terus dilakukan
sebanyak-banyaknya sampai modal awal yang ada dikantong kita menjadi habis atau
tidak mencukupi lagi untuk membeli emas yang sama. Nah, emas terakhir yang kita
punya tidak akan kita gadaikan, tetapi disimpan hingga saat harga emas
mengalami kenaikan, dan pada saat itulah emas tersebut kita jual untuk menebus
emas lain yang kita gadaikan, lalu emas tersebut dijual lagi untuk menebus emas
kedua yang kita gadaikan, dan seterusnya. Dengan demikian kita akan memperoleh
total keuntungan dari selisih-selisih harga emas terbaru dengan harga emas yang
dulu kita beli dikurangi dengan biaya gadai yang menjadi hak pegadaian.
Dalam mempraktikkan cara kebun emas
ini, tentunya kita harus mencari sebuah bank yang melayani gadai emas dengan
memberikan dana pinjaman yang besar tetapi dengan biaya gadai yang paling
kecil. Berikut adalah contoh sederhana simulasi perhitungan kebun emas
yang dilakukan di salah satu bank yang menyediakan layanan gadai emas.
Misal harga dasar emas berat 10 gram
saat ini adalah Rp 5.000.000 atau Rp 500.000/gram. Kemudian nilai taksir bank
tersebut adalah 90% dari harga pasar. Berikut ini cara yang harus dilakukan:
- Beli emas batangan 10 gram di pasar (emas ke-1)
- Gadaikan emas yang anda miliki tersebut.
- Selanjutnya, gunakan uang hasil gadai ditambah dengan dana tambahan dari kantong anda untuk membeli lagi emas batangan 10 gram di pasar. (emas ke-2)
- Gadaikan emas ke-2 yang telah anda beli tersebut untuk mendapatkan dana pinjaman.
- Beli lagi 10 gram emas batangan baru dengan menggunakan dana pinjaman ditambah dana segar lagi dari kantong anda. (emas ke-3)
- Gadaikan kembali untuk mendapat modal pinjaman.
- Dengan langkah yang sama, beli lagi emas baru. (emas ke-4)
- Gadaikan lagi untuk mendapatkan modal pinjaman.
- Beli lagi emas batangan 10 gram dengan cara yang sama. (emas ke-5)
- Nah, sekarang anggap modal di kantong anda telah habis atau tidak mencukupi lagi untuk membeli emas. Berarti anda sekarang memiliki 5 batang emas 10 gram, yakni 1 batang emas ada di tangan anda dan 4 batang emas ada di pegadaian. Dan ingat pula, bahwa anda memiliki hutang pinjaman di pegadaian sebanyak 4 kali.
Berikutnya, inilah rincian total
biaya yang anda keluarkan:
- Pada langkah no.1 anda mengeluarkan dana segar sebesar Rp 5.000.000 untuk membeli emas batangan 10 gram.
- Pada langkah no.2 anggap anda mendapatkan modal pinjaman dari hasil gadai sebesar 80% dari harga taksiran emas (mungkin termasuk biaya administrasi). Dana pinjaman yang anda peroleh adalah 80% x 5.000.000 = Rp. 4.000.000,-
- Pada langkah no.3 anda membeli emas lagi Rp 5.000.000. Anda memiliki uang dari gadai emas sebesar Rp 4.000.000, sehingga anda harus mengeluarkan dana tambahan dari kantong anda sebesar Rp 1.000.000,-
- Dengan cara sama seperti yang diuraiakan di atas, pada langkah no.4 dan no.5 ini anda juga harus mengeluarkan dana segar dari dompet anda sebesar Rp 1.000.000,-
- Dengan cara sama, pada langkah no.6 dan no.7 anda juga mengeluarkan uang modal sebesar Rp 1.000.000,-
- Dengan cara sama, pada langkah no.8 dan no.9 anda juga mengeluarkan uang modal sebesar Rp 1.000.000,-
Jadi total modal yang anda butuhkan
untuk berkebun emas sebanyak 5x10gram tersebut adalah:
Rp 5juta + Rp 1juta + Rp 1juta + Rp
1juta + Rp 1juta = Rp 9juta
Padahal bila anda membeli emas
batangan secara konvesional sebanyak 50 gram, maka dana yang harus anda
keluarkan adalah sebesar 5 x Rp 5juta = 25 juta rupiah. Jadi bisnis investasi
kebun emas ini dapat membuat anda tidak perlu mengeluakan modal yang banyak.
Sementara itu, jumlah pinjaman modal
(hutang) yang nanti anda harus kembalikan pada layanan pegadaian di bank adalah
sebesar 4 x Rp 4juta = 16 juta rupiah. Jumlah tersebut belum termasuk biaya /
tarif gadai (bunga uang) yang harus anda bayarkan kepada pihak bank yang telah
memberikan anda pinjaman dana.
Lalu kapankah masa panen kebun emas
tersebut? Menurut para pebisnis, saat yang tepat untuk panen adalah ketika
harga emas telah naik minimal sebesar 30% dari harga awal.
Misal kita asumsikan bahwa waktu
telah berlalu satu tahun dan harga emas batangan naik sebesar 30%, maka
kenaikan harga dasar emas 10 gram saat ini menjadi 30% x Rp 5.000.000 = Rp
1.500.000,-
Ini artinya harga dasar emas 10 gram
menjadi: Rp 5.000.000 + Rp 1.500.000 = Rp 6.500.000,- atau Rp 650.000/gram.
Untuk melakukan panen kebun emas,
kita harus melakukan langkah-langkah sebaliknya, yakni menjual dan menebus
(melunasi) emas.
- Juallah emas yang ada di tangan anda (emas ke-5). Misalnya saja, emas yang anda miliki tersebut dihargai paling rendah, yaitu 95% dari harga jual sehingga anda akan mendapatkan dana segar sebesar Rp 6.175.000,-.
- Hasil penjualan emas sebesar Rp 6.175.000 tersebut harus anda gunakan untuk menebus emas ke-1. Jumlah uang yang harus anda keluarkan adalah Rp 4.000.000 + tarif gadai. Anggap saja total biaya tarif gadai dan administrasinya adalah sebesar Rp 380.000,- (Silakan lihat contoh simulasi pelunasan gadai di situs pegadaian.co.id). Jadi total uang yang anda keluarkan untuk menebus emas ke-1 ini adalah Rp 4.380.000,-
- Total uang sebesar Rp 4.380.000 tersebut juga berlaku pada emas ke-2, ke-3, dan ke-4, sehingga jika dikalkulasikan seluruhnya adalah 4 x Rp 4.380.000 = Rp 17.520.000,-
Berapakah total uang yang kita
peroleh dari menjual kelima emas batangan tersebut? Jawabannya adalah 5 x Rp
6.175.000 = Rp 30.875.000,-
Keuntungan yang diperoleh dari
bisnis investasi kebun emas ini adalah:
= Total penjualan - (Modal awal +
Total pinjaman)
= Rp 30.875.000 - (Rp 9.000.000 + Rp
17.520.000)
= Rp 30.875.000 - Rp 26.520.000
= Rp 4.355.000,-
Jadi, keuntungan investasi bisnis kebun
emas yang akan anda peroleh dengan modal awal Rp 9.000.000 selama satu tahun
dengan asumsi kenaikan harga emas sebesar 30% adalah Rp 4.355.000,-
Jika anda investasikan deposito uang
sebesar 9.000.000 rupiah tersebut pada sebuah bank selama satu tahun dengan
bunga 1% per bulan, maka keuntungan yang anda peroleh adalah Rp 9.000.000 x 1%
x 12 bulan = Rp 1.080.000,-
Jika dibandingkan, maka lebih besar
keuntungan berbisnis kebun emas daripada investasi dalam bentuk deposito.
No comments:
Post a Comment