Kebutuhan terhadap uang tunai dan
transaksi penggunaannya pada masa puasa dan hari raya Lebaran akan mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Dari tujuh jenis pecahan uang kertas yang
beredar di Indonesia, yakni Rp 1.000; Rp 2.000; Rp 5.000; Rp 10.000; Rp 20.000;
Rp 50.000; dan Rp 100.000, ternyata ada satu diantaranya yang menjadi uang
pecahan terfavorit di masa Ramadan. Uang kertas dengan nominal pecahan
berapakah yang paling diminati pada bulan Ramadhan?
Seperti yang dikutip dari
TribunNews, bahwa uang pecahan Rp 20 ribu ke atas, dinilai Bank Indonesia sebagai
uang terfavorit masyarakat Indonesia pada saat periode Ramadan dan hari raya
Idul Fitri. Pada lebaran kali ini, Bank Indonesia memproyeksikan kebutuhan uang
(outflow) mencapai Rp 119,1 triliun sampai Rp 125,2 triliun. Hal ini
diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Bank Indonesia, Tirta Segara,
"Proyeksi outflow diperkirakan didominasi oleh uang pecahan besar atau Rp
20 ribu ke atas, yang diperkirakan mencapai 91,7 persen dari total outflow,
sedangkan 8,3 persen merupakan pecahan kecil Rp 10 ribu ke bawah."
Sementara untuk kotanya, kata Tirta, yang akan menjadi tertinggi frekuensi
outflownya adalah Pulau Jawa, yakni sebesar 32 persen, diikuti Jakarta 29
persen, kemudian Sumatera sebesar 20 persen, Bali Nusa Tenggara 11 persen dan
Kalimantan 8 persen. Besarnya kebutuhan uang tunai di periode Lebaran telah
diantisipasi oleh Bank Indonesia, sehingga persedian uang tersebut sangat
mencukupi. Tercatat, realisasi outflow pada tahun sebelumnya sebesar Rp 124,8
triliun.
Nah, jika kita cermati lebih
dalam, minat masyarakat terhadap uang pecahan Rp 20.000 merupakan yang
terfavorit pada periode Ramadhan dan hari raya. Artinya, pada masa tersebut,
sebagaian besar warga, khususnya umat yang akan merayakan hari raya,
menginginkan agar di dalam dompetnya tersedia uang pecahan Rp 20.000. Lalu,
kira-kira apakah yang melatarbelakanginya?
Mungkinkah ini jawabannya? Salah
satu warna favorit bagi umat Muslim adalah hijau, sementara uang kertas pecahan
Rp 20.000 juga identik dengan warna hijau. Jadi, apakah keduanya memiliki
keterkaitan? Ternyata kedua hal itu bukanlah faktor penyebabnya.
Uang pecahan Rp 20.000 paling
banyak dibutuhkan pada periode hari raya dikarenakan nilai dan multi fungsi
dari nominal tersebut. Seperti yang kita ketahui, bahwa masa hari raya Lebaran adalah
masa pulang kampung alias mudik untuk bersilaturahmi. Nah, uang pecahan Rp
20.000 pada saat ini memiliki peran yang strategis karena nilainya yang
dianggap tidak terlalu sedikit ataupun tidak terlalu tinggi untuk standar
kehidupan di desa. Sehingga nilainya dianggap pantas untuk diberikan sebagai
uang jajan atau pun hadiah bagi anak-anak di kampung. Selain itu, pemakaian
uang Rp 50.000 dan Rp 100.000 untuk membeli sesuatu saat mudik di kampung
sering terkendala oleh tidak adanya uang kembalian dari si penjual sehingga
transaksi menjadi lebih menyulitkan. Oleh karena itulah, sejumlah lembaran Rp
20.000 menjadi uang yang wajib tersimpan di dompet saat periode Ramadhan dan
Lebaran
No comments:
Post a Comment