Monday, 23 November 2015

Kesuksesan Finansial


Dimana Kita Berada???

Halooo!

Kesuksesan finansial bagi setiap individu berbeda-beda dan sangat subjektif. Tergantung seberapa besar kita dapat menerima dan mensyukuri apa yang kita miliki. Namun tentu saja minimal ada aset yang harus kita miliki.

Langkah pertama yang terpenting saat ini adalah mulai meng-evaluasi dimana diri kita.

Hal ini sangat penting menurut saya. Seperti pepatah Sun Tzu, “Jikalau Anda mengetahui musuh dan diri Anda Sendiri, Anda tidak akan dihancurkan dalam 100 pertempuran… Jikalau Anda tidak mengetahui musuh maupun diri Anda sendiri, Anda akan dihancurkan dalam setiap pertempuran.”

Filosofi ini juga berlaku dalam kehidupan kita saat ini.
Umumnya secara sederhana kita dapat dibagi menjadi dua kategori. Kategori ini akan menentukan Apakah kita siap untuk melakukan investasi atau tidak.

Kategori “Lebih Besar Pasak Daripada Tiang”
Lebih bijak dalam kategori ini untuk tidak melakukan investasi. Pendapatan dalam kategori ini masih tidak menutupi pengeluaran. Umumnya hal ini terjadi karena hutang konsumtif yang berlebihan atau gaya hidup yang berlebihan.

Seperti rumus fisika, gaya berbanding lurus dengan tekanan. Jadi kalau banyak “Gaya” jangan heran “Tekanan” juga semakin banyak. Apalagi jika tidak ditunjang dengan pendapatan yang memadai.

Solusi untuk kategori ini adalah… mulai lah membayar lunas hutang konsumtif dan jangan menambah lagi hutang konsumtif. Beli lah memang kebutuhan yang perlu-perlu saja. Kurangi gaya hidup mewah jikalau tidak mendukung.

Syukuri dan terima apa yang kita miliki, niscaya hidup juga akan lebih nyaman dan tenang. :)

Kategori “Siap Invest”
Kriteria kategori ini adalah:
  • Memiliki pendapatan jauh lebih besar dibanding pengeluaran;
  • Tidak ada utang konsumtif;
  • Cicilan utang produktif tidak lebih dari 30% pendapatan;
  • Memiliki dana darurat minimal 3x pengeluaran bulanan.
Kalau kriteria diatas telah terpenuhi, maka Anda siap untuk melakukan investasi. Baik itu reksadana, properti, saham, emas, deposito,  dan lain-lain.

Nah bagi Anda yang cukup beruntung dalam kategori “Siap Invest”, saya ucapkan selamat. Karena tidak semua individu dapat berada di kategori ini.

Buat yang masih di kategori “Lebih besar pasak daripada tiang”, dapat membenahi kondisi keuangan pribadi terlebih dahulu. Informasi berikutnya saya akan membahas secara detail kategori “Siap invest”.


Thursday, 19 November 2015

Strategi Jitu Mendapat Persetujuan KPR

Membeli rumah mungkin bagi sebagian orang mungkin hanyalah sebuah impian belaka. Melihat harga rumah sekarang ini memang untuk Anda yang berpenghasilan, dirasa tidak mungkin karena harga untuk sebuah rumah tinggal sudah tinggi, terlebih di lokasi yang strategis.
Untuk itulah KPR hadir untuk menjadi solusi Anda dalam memiliki rumah. Perlu diketahui, untuk mendapatkan persetujuan KPR adalah Kredit Pemilikan Rumah, sebuah jenis pinjaman dari bank di mana nasabah dibantu untuk membeli rumah tanpa harus menunggu seluruh dana terkumpul secara tunai. Nasabah hanya perlu mengumpulkan uang muka atau down payment sebesar 30% dari harga rumah (untuk rumah pertama) dan biaya-biaya yang terkandung di dalamnya untuk melakukan proses KPR. KPR juga meminta jaminan/agunan berupa rumah yang Anda ingin beli tersebut.
Semua orang dapat mengajukan KPR tapi tidak semua dapat dengan mudah disetujui oleh bank. Ada beberapa persyaratan penting dalam KPR agar disetujui. Selain harus berwarga negara Indonesia, ada beberapa hal-hal yang dipersiapkan. Berikut beberapa hal yang harus dipersiapkan.
Kelengkapan Dokumen Sesuai Profesi
Untuk karyawan, syarat yang diperlukan adalah mengisi formulir aplikasi pengajuan untuk persetujuan KPR dengan tandatangan pemohon dan pasangan, kopi kartu tanda penduduk (KTP) pemohon dan pasangan (istri/suami), kopi surat nikah/cerai, kopi kartu keluarga, kopi rekening koran/tabungan 3 bulan terakhir, kopi nomor pokok wajib pajak (NPWP), slip gaji terakhir asli/surat keterangan penghasilan dan surat keterangan jabatan, serta kopi dokumen kepemilikan agunan, misalnya sertifikat hak milik atau sertifikat hak guna bangunan (SHM/SHGB), izin mendirikan bangunan (IMB), dan  pajak bum dan bangunan (PBB). Apabila rumah tersebut masih dalam pembangunan dan belum tandatangan perjanjian pengikatan jual beli (PPJB), maka sediakan surat pesanan rumah dari pengembang.
Apabila karyawan menyediakan slip gaji, maka profesional harus menyediakan informasi keuangan terakhir dan kopi izin praktik profesi. Untuk para freelancer yang tidak memiliki izin khusus karena profesi yang dijalankan masih terbilang unik dan baru di Indonesia, maka yang harus disediakan adalah kontrak-kontrak kerja dengan para klien yang mempekerjakan, bukti pembayaran setoran pajak dan mutasi rekening 6 bulan hingga 1 tahun terakhir.
Untuk wiraswasta, tambahan dokumen yang diperlukan adalah kopi neraca laba rugi, kopi akta pendirian perusahaan, dan izin-izin usaha.
Masa kerja/usaha juga akan dilihat. Biasanya untuk karyawan, bank akan meminta bukti sudah berapa tahun bekerja di perusahaan tersebut. Apabila belum satu tahun, maka harus ada bukti surat kerja dari perusahaan sebelumnya dan juga bukti penawaran di tempat kerja yang baru.
Apabila di kantor yang baru Anda sempat mengalami masa percobaan, maka siapkan surat pengangkatan Anda menjadi pegawai tetap. Untuk profesional dan wiraswasta, paling tidak masa usaha Anda minimal 2 tahun.
Syarat Pengajuan BI Checking
Untuk keperluan pengecekan Bank Indonesia (BI), Anda mesti mengisi surat form pernyataan yang menyatakan bahwa pembelian rumah tersebut dengan sepengetahuan istri. Apabila Anda memiliki perjanjian pre-nup alias perjanjian pranikah maka wajib mencatumkan surat perjanjian tersebut.
Apabila ini pembelian rumah pertama, maka lebih mudah untuk mendapatkan persetujuan KPR dari bank karena tidak ada track record Anda masih mencicil KPR lainnya. Ketika Anda masih memiliki KPR lainnya, maka selain DP lebih besar daripada rumah pertama, kemampuan Anda membayar cicilan juga akan dipertimbangkan.
Untuk BI checking, track record pembayaran utang Anda selama ini menjadi faktor penting. Cara paling mudah mengeceknya adalah dengan melihat pembayaran tagihan kartu kredit Anda. Saat Anda lancar dalam pembayaranm tidak pernah menunggak, maka risiko gagal BI checking lebih rendah.
Namun, bagi Anda yang tidak merasa pernah berutang, atau tidak punya kartu kredit sama sekali atau jenis pinjaman lain, jangan mengira akan lebih mudah. Dengan tidak ada record mengenai pembayaran cicilan utang, BI tidak dapat memastikan apakah Anda berisiko atau tidak. Ini dapat menghambat Anda juga untuk mengajukan pinjaman.
Cek Kemampuan Pembayaran
Bank akan melihat penghasilan serta cicilan utang yang sudah ada sekarang. Bank hanya mengizinkan total cicilan berkisar 30%-50% dari penghasilan. Anda pribadi harus mengecek kemampuan membayar Anda sebelum mengajukan KPR. Untuk memperkecil cicilan, Anda bisa memperbesar DP dan juga memperpanjang tenor pinjaman. Bagi yang berpenghasilan tidak tetap, maka Anda harus memperhitungkan penghasilan rata-rata dan bukan penghasilan tertinggi yang Anda dapat. Untuk usia masuk aplikasi KPR adalah minimum 21 tahun dan pada saat kredit berakhir maksimal usia 55 tahun untuk pegawai dan maksimal 60 tahun untuk profesional/wiraswasta.
Cek Bank Rekanan Pengembang
Apabila rumaha yang ingin Anda beli masih baru dan belum memiliki SHM/SHGB, maka hanya bank yang sudah melakukan memorandum of understanding (MOU) dengan developer yang menerima aplikasi KPR Anda. Developer alias pengembang biasanya memberikan informasi bank-bank yang sudah menjadi rekanan.
Jadi, bila ada tawaran promosi KPR yang menggiurkan di suatu bank, Anda harus cek apakah bank tersebut sudah memiliki kerjasama dengan developer Anda atau belum. Sebab, belum tentu Anda bisa mengambil KPR di bank tersebut meski Anda tertarik dengan tawaran promosinya.
Ketika semua persyaratan di atas Anda sudah penuhi dengan baik, sehingga pengajuan  aplikasi KPR akan lebih mudah. siapkan semua dokumen yang dibutuhkan segera agar proses pengajuan menjadi lebih cepat.
Sumber: AturDuit.com


Monday, 9 November 2015

6 Sikap Ini Menunjukkan Anda Kurang Profesional dalam Dunia Kerja




Ketika Anda telah memasuki dunia kerja atau pun bisnis, maka Anda dituntut untuk bersikap profesional. Apa yang anda lakukan bukan lagi sekedar main - main belaka. Sering datang terlambat ataupun terlalu banyak bicara daripada mendengar merupakan beberapa ciri yang bisa menandakan Anda tidak terlihat profesional. Demi peningkatan jenjang karir ataupun bisnis Anda, maka Anda harus bersikap profesional. Oleh karena itu, hindarilah tindakan - tindakan berikut yang dapat membuat Anda terkesan tidak profesional di mata rekan kerja ataupun mitra bisnis Anda.

1. Sering datang tidak tepat waktu
Saat ini, alasan macet saat Anda terlambat datang ke tempat kerja, sudah dianggap tidak masuk akal lagi, karena orang yang profesional pasti akan tahu kapan waktu padat di jalanan dan kapan jalanan luang oleh lalulintas. Oleh karena itu, siapkan waktu lebih sebagai antisipasi agar Anda tidak sering terlambat datang ke kantor ataupun memenuhi janji terhadap suatu undangan acara.

2. Kurang fokus / konsentrasi
Fokus merupakan salah satu ciri orang yang bisa disebut profesional. Di tempat kerja saat ini, kefokusan seringkali terganggu oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah notifikasi dari smartphone yang kita miliki, entah itu SMS, notifikasi jejaring sosial, dan sejenisnya. Agar fokus, berusahalah untuk memprioritaskan pekerjaan Anda dan kurangi frekuensi Anda dalam keterlibatan di jejaring sosial ketika jam kerja masih sedang berlangsung. Jangan sampai ketika sedang meeting berlangsung, Anda tidak fokus mengikuti sesi tersebut hanya gara - gara lebih mementingkan gadget Anda.

3. Tidak membaca dengan seksama
Kesalahan yang Anda lakukan di tempat kerja seringkali disebabkan oleh keteledoran saat membaca surat atau perintah ataupun memo. Pertahankan professionalisme Anda dengan selalu membaca secara detail apa yang tercantum di dalam dokumen. Hal ini penting apalagi ketika Anda sedang melamar pekerjaan. Jangan sampai, ada satu atau dua hal yang tidak Anda sertakan atau tidak Anda penuhi padahal sudah terlampir pada email yang Anda terima.

4. Mengenakan pakaian yang kurang sesuai
Kita menggunakan pakaian tentu salah satu tujuannya adalah untuk memberikan kesan tertentu. Amatlah penting untuk mengetahui pakaian yang tepat yang sesuai dengan acaranya. Oleh karena itu, ketika perusahaan sedang mengadakan suatu acara atau ketika Anda ingin melakukan wawancara kerja, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari tahu dress code perusahaannya. Anda tentu tidak ingin jika ternyata memakai pakaian yang underdressed ataupun overdressed pada acara yang dihadiri oleh orang orang penting.

5. Tidak legowo menerima kritik ataupun memberi kritik
Ketika Anda memiliki saran yang terbaik untuk rekan kerja Anda, maka berikan kritik yang membangun demi kemajuan bersama. Jangan takut bila akan menyakiti perasaannya. Demikian pula sebaliknya, ketika Anda dikritik oleh orang lain, maka Anda harus bisa menerimanya dan menyaringnya secara lapang dada. Menolak kritik secara mentah - mentah di depan umum dapat membuat citra Anda tidak terlihat profesional.

6. Terlalu banyak bicara tapi sedikit mendengar
Profesionalitas bisa terlihat dari cara bicara seseorang. Bicara yang banyak tanpa ada dasar pengetahuan yang kuat akan semakin menunjukkan ketidak profesionalan. Oleh karena itu, wajib hukumnya Anda memiliki pengetahuan dan wawasan yang memadai agar bisa bertahan di dunia kerja. Tunjukanlah antusiasme Anda dalam mempelajari hal - hal baru dengan cara mendengar dan menyimak secara cermat apa yang dibicarakan oleh atasan atau rekan kerja Anda bicara.

Monday, 2 November 2015

BMT Pinasti Bagja


       Baitual Maal Wa Tamwil Pinasti Bagja merupakan BMT yang berdasarkan pendirian pada koperasi Syariah bertujuan untuk menjadi lembaga keuangan yang berbasis pada pemberdayaan penerima manfaat dan memberikan keuntungan serta benefit kepada nasabah
       VISI
Menjadi lembaga keuangan yang unggul, amanah, professional dan menjujung tinggi nilai syariah.
       MISI
       Menyelenggarakan    pelayanan    prima    kepada    Anggota, sesuai dengan jatidiri koperasi.
       Menjalankan kegiatan usaha jasa keuangan syariah dengan efektif, efisien dan transparan.
       Menjalin kerjasama usaha dengan berbagai pihak.
       Tujuan
       Meningkatkan program pemberdayaan ekonomi, khususnya di kalangan  Usaha  mikro,  kecil  menengah  dan  Koperasi  melalui sistem syariah.
       Mendorong  kehidupan  ekonomi  syariah  dalam  kegiatan  usaha mikro,  kecil  dan  menengah  khususnya  dan  ekonomi  Indonesia pada umumnya.
       Meningkatkan  semangat  dan  peran  serta  anggota  masyarakat dalam kegiatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah

BMT Pinasti Bagja membuka peluang kepada siapa saja yang ingin mengembangkan bakat wirausha melalui program Pelatihan Bisnis, Business Clinic dan sebagainya. Indonesia bisa masuk kategori negara maju jika rasio jumlah pengusaha sudah mencapai 4%. Ayooo... kita berlomba biar masuk dalam bagian pengusaha sukses di Indonesia.

KOBARKAN SEMANGAT EKONOMI KERAKYATAN!

Informasi dan konsultasi

0823-2021-8448
 
Blogger Templates