Monday, 4 January 2016

Bisakah Tenaga Kerja Indonesia Bersaing dalam Masyarakat Ekonomi Asean?




Apa itu MEA? MEA atau akronim dari Masyarakat Ekonomi Asean yang dalam bahasa Inggris disebut ASEAN Economic Community (AEC) adalah sebuah kebijakan dan kesepakatan bersama seluruh negara yang tergabung dalam keanggotaan ASEAN untuk menerapkan integrasi ekonomi ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas. Implementasi MEA secara resmi dimulai pada awal tahun 2016 dan telah direncanakan sejak satu dekade yang lalu. Dengan adanya pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean tersebut, berarti memungkinkan sebuah negara di Asean melakukan perdagangan secara bebas dan lebih mudah ke negara - negara lain sesama anggota Asean. Dampak implementasi perjanjian bersama ini adalah membuat kompetisi semakin ketat, sehingga diharapkan semua pihak di kawasan Asia Tenggara berupaya meningkatkan kualitasnya sehingga memiliki daya saing yang tidak kalah dari China dan India dalam bidang ekonomi dan perdagangan, serta menarik investasi.

Tenaga kerja indonesia MEA

Penerapan MEA bukan hanya berhubungan dengan sektor perdagangan barang dan jasa saja, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, dimana sebuah negara bisa dengan mudah mengekspor dan mengimpor tenaga kerja yang kompeten, seperti dokter, perawat, pengacara, guru, akuntan, dan lainnya. Dalam MEA, beragam peraturan negara yang sebelumnya menghambat arus masuk tenaga kerja asing, harus mulai dilonggarkan. Hal ini berarti, persaingan juga terjadi pada kualitas sumber daya manusianya.

Mampukah Tenaga Kerja Indonesia Bersaing dengan Tenaga Kerja Asing di Kawasan Asean?
Melansir berita yang diterbitkan di bbc.com, sejumlah pimpinan asosiasi profesi mengaku optimis tentang kompetensi tenaga kerja Indonesia dalam persaingan dengan tenaga kerja dari negara-negara Asean lainnya. Penerapan MEA bisa membawa keuntungan dan kerugian tersendiri. Hendri Suparini, seorang pakar dan analis ekonomi, mengatakan bahwa momen perdagangan bebas yang dilakukan antar negara Asean tersebut bisa menjadi kesempatan emas sekaligus juga ancaman bagi bangsa Indonesia.

Seperti yang dikutip dari Metro TV, Hendri Suparini mengungkapkan bahwa dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean tersebut, pemerintah harus berupaya meningkatkan sumber daya manusia Indonesia, dan juga menyiapkan strategi jitu agar sektor yang menjadi keunggulan Indonesia tetap menjadi yang terdepan. Salah satu contohnya adalah meningkatkan kualitas perawat asal Indonesia untuk dikirim ke negara lain. Menurut sebuah riset, kualitas perawat Indonesia dinilai lebih unggul karena lebih sabar, lebih teliti dan sebagainya. Intinya adalah pemerintah perlu menyiapkan tenaga kerja yang memiliki keunggulan tersendiri sehingga implementasi MEA bukan hal yang menakutkan.

No comments:

Post a Comment

 
Blogger Templates