Konsep bisnis waralaba (franchise) telah dipakai dalam berbagai bidang usaha, termasuk dalam dunia pertanian (agrobisnis). Di Indonesia, waralaba di bidang pertanian dan perkebunan telah mulai dikenal banyak orang. Varietas tanaman yang menjadi idola adalah pohon-pohon berkayu yang bisa digunakan untuk bahan bangunan dan industri properti (misalnya kayu untuk triplek / plywood). Tanaman pohon yang menjadi investasi dalam bisnis franchise pohon (agroforestry) antara lain jati, jabon, sengon, dan sebagainya.
Pada agrobisnis pohon kelapa sawit, terdapat tiga jenis
kerjasama waralaba, yaitu waralaba varietas, waralaba benih, dan waralaba
bibit. Pengelolanya (franchisor) biasanya berupa perusahaan yang telah berbadan
hukum (PT/CV).
Waralaba dalam dunia perkebunan khususnya dalam konsep hutan
rakyat lebih diperuntukan pada orang-orang yang ingin berinvestasi dalam
agroforestry namun terkandala pada waktu (tidak sempat mengelola), tidak
memiliki lahan, ataupun sama sekali tidak mempunyai pengetahuan dalam bidang
pertanian/perkebunan. Maka dengan bermitra menjadi franchise, anda bisa
menikmati keuntungan dari pemanenan kayu-kayu tersebut dalam rentang waktu yang
telah ditentukan (5-7 tahun).
Berapa jumlah modal yang diperlukan untuk ikut waralaba
perkebunan (pohon kayu)? Semua tergantung dari jumlah pohon yang ingin ditanam
dan kepemilikan lahan. Jumlah pohon yang ditanam biasanya dihitung perbibit,
mulai dari 100 pohon, 200 pohon, 500 pohon, hingga 1.000 pohon. Semakin banyak
bibit yang diinvestasikan tentu akan semakin besar modal yang harus diserahkan.
Di beberapa perusahaan, untuk menjadi mitra waralaba, seseorang harus
menyerahkan modal sekitar 70-80 juta rupiah untuk investasi 1.000 bibit pohon
jabon. Sementara itu, kepemilikan lahan dimaksudkan seberapa luas lahan yang
anda mampu sediakan, jika tidak punya lahan anda bisa mengontrak lahan milik
orang lain dalam waktu sekian tahun, atau menyerahkan sepenuhnya ke tangan
pewaralaba.
Pewaralaba (biasanya perusahaan yang berbadan hukum - PT/CV) akan mengelola lahan, merawat
tanaman, hingga melakukan proses penjualan ketika pohon telah siap dipanen.
Berapa besar keuntungan investasi yang bisa dinikmati seorang franchise (mitra
waralaba) ketika pohon telah siap dipenen? Jawabannya tergantung harga dari
jenis pohon yang ditanam, dan biasanya dipotong sekitar 30-40% untuk Franchisor
sebagai biaya perawatan untuk sekian tahun. Kemudian sisanya menjadi milik
investor/franchise.
Menurut asumsi analisa usaha, untuk 100 pohon jabon dengan
modal penyertaan sekitar 6-7 juta rupiah, dalam 5 tahun kedapan dapat
menghasilkan profit sebesar 30-25 juta rupiah. Tetapi sebenarnya tergantung
dari perjanjian kontrak waralaba yang telah disepakati. Untuk mengetahui
perusahaan mana saja yang masih membuka peluang investasi waralaba ini,
tentunya yang dapat dipercaya, silahkan anda cari melalui Google! Selamat
berinvestasi..!!
No comments:
Post a Comment