Tak ada seorang pun yang bermimpi untuk berpisah setelah
mengarungi bahtera rumah tangga. Hampir semua orang bercita-cita ingin hidup
bahagia dengan pasangan jiwa hingga akhir hayat. Namun, entah itu sudah menjadi
jalan takdir hidup ataukah hanya bisikan nafsu belaka, perceraian itu akhirnya
datang dan menjadi jalan terakhir yang harus ditempuh. Perceraian itu adalah
suatu hal yang sangat menyakitkan, dan dalam setiap ajaran agama sangat tidak
dianjurkan, walaupun memang diperbolehkan dengan memperhatikan berbagai faktor.
Di Indonesia aturan perkawinan dan perceraian diatur dalam
Undang-undang No. 1 Tahun 1974. Dengan berbagai pertimbangan yang mungkin sudah
dipikirkan masak-masak ataupun dilakukan dengan mentah-mentah, kasus perceraian
dizinkan untuk dilaksanakan. Keputusan yang memiliki konsekwensi yang tidak
main-main tersebut harus dihadapi dengan berbagai dampak buruknya. Tahukah
anda, dampak negatif dari keputusan tersebut? Berikut adalah empat dampak utama
sebuah perceraian.
1. Masa Depan Anak Penuh Tanda Tanya (???)
Yang paling menderita dalam suatu kasus perceraian biasanya
menimpa anak-anak. Mereka harus ikut menderita atas keegoisan orangtua mereka.
Beban psikologi untuk memilih satu diantara dua orang yang mereka cintai adalah
sungguh memilukan. Mereka juga akan menghadapi kepincangan kasih sayang,
gunjingan teman-teman, dan merasakan ketidaksempurnaan hidup. Hal ini semakin
bertambah berat saat harus menghadapi keputusan orang tua mereka untuk
menggantikan ayah/ibu mereka dengan orang yang baru. Kesan ibu tiri atau bapak
tiri yang jahat akan selalu membayangi kesulitan hidup mereka. Dipaksa untuk
memilih satu diantara dua orang yang paling berharga dalam hidup mereka adalah
keputusan yang pahit, seperti makan si buah malakama.
2. Nama Baik Keluarga
Selain anak-anak, yang terkena dampak akibat perceraian
adalah keluarga. Entah itu pihak keluarga laki-laki maupun dari keluarga istri.
Semuanya akan merasa malu karena tak mampu mendamaikan dua insan yang telah
berada dalam mahligai pernikahan. Terutama yang menanggung rasa malu adalah
orangtua dari kedua pasangan suami-istri yang harus siap mendengar bisik-bisik
dan gosip tetangga.
3. Emosi dan Status Diri
Perjalanan suatu perceraian adalah hal yang sangat
melelahkan. Tekanan fisik, kestabilan psikis, guncangan emosi dan gangguan jiwa
adalah beberapa hal yang harus dihadapi dalam kasus perceraian. Amarah, dendam,
kebingungan, kesedihan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam drama
perpisahan tersebut.
Menjadi seorang duda atau janda selalu berkonotasi negatif
di masyarakat. Mereka akan dicap sebagai orang yang tak pandai mengelola
mahligai perkawinan. Dan bila ingin merajut pernikahan yang baru selalu
dipandang sinis oleh sebagian orang. Jadi perubahan emosi dan status diri yang
bernuansa negatif adalah dampak lain dari sebuah perceraian.
4. Guncangan Ekonomi
Dampak terakhir dari sebuah kata “separation” atau
perceraian adalah guncangan ekonomi keluarga. Kemapanan ekonomi yang telah
dibina sebelumnya harus terpecah sebagai harta gono-gini. Kestabilan ekonomi
keluarga akan terganggu karena masing-masing akan berjalan sendiri-sendiri,
sehingga harus memulai dari awal dengan jumlah yang berkurang sesuai dengan hak
dan kesepakatan. Pasangan mantan suami istri yang dulu punya sebuah usaha akan
berjalan tidak normal lagi.
Demikian empat dampak yang merugikan dari sebuah perceraian.
Kita berharap, kasus tersebut makin hari akan semakin berkurang jumlahnya.
Salam damai & cinta...
No comments:
Post a Comment