Thursday, 15 January 2015

Contoh Cara Membuat Surat Bisnis



Surat-menyurat tidak hanya identik dengan dunia perkantoran dan organisasi pemerintah saja. Administrasi ini juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari urusan bisnis. 

Surat bisnis secara umum diartikan sebagai surat yang ditulis dalam bahasa resmi dan dipakai untuk korespondensi dan komunikasi antar organisasi bisnis, lembaga lain, maupun untuk personal tertentu, seperti para pelanggan, kepala daerah, dan sebagainya. Biasanya penulisan dan pengiriman surat bisnis menggunakan bentuk formal sesuai dengan hubungan antar pihak-pihak terkait.

Dalam penulisan atau pengetikan surat bisnis, anda bisa memilih salah satu format, yakni blok penuh (full block), blok yang dimodifikasi (modified block), indented (semi blok), simplified (sederhana), dan format untuk surat yang lebih dari satu halaman. Berikut disajikan contoh surat bisnis format full block yang sering dipakai dalam surat menyurat dunia bisnis.


UD. Prima Jaya Sentosa
Jln. Cempaka Barat No.123 Kelurahan Damai
Sidoarjo - Jawa Timur

July 15, 2017

Mr. Edi Saniaji
PT. Berkah Makmur Abadi
Jln. Sudirman No. 234
Jakarta

Yth. Mr Saniaji
Kami merasa senang menerima informasi lebih lanjut mengenai tawaran kisaran harga yang lebih rendah dari produk busana berbahan sutera dan poliester, seperti yang dipamerkan pada stand anda di Pekan Raya Jakarta pada bulan Juni lalu. 
Perwakilan Anda memberi kami beberapa harga indikatif, tapi kami merasa ini masih agak tinggi. Kami percaya bahwa kami bisa menempatkan pesanan rutin bulanan sekitar dua ratus item pakaian jika Anda menurunkan harga sebesar 10%.

Kami berharap untuk segera menerima kabar baik dari Anda.

Hormat kami

Reza Farnham
(Manager UD Prima Jaya Sentosa)

Dalam contoh surat bisnis yang diuraikan di atas, terdapat beberapa bagian penting yang wajib dicantumkan, antara lain:

Alamat Pengirim dan Kop Surat
Pada bagian paling atas diisi dengan kop surat dan alamat pengirim. Jika anda mengirim surat antar instansi (perusahaan atau lembaga), maka kop surat wajib dicantumkan.

Tanggal Surat
Setelah kop surat dan alamat pengirim, di bagian berikutnya adalah tanggal penulisan surat. Jika memakai kop surat, maka ketik pada 2-6 baris (jarak kosong dengan kop surat).

Alamat Penerima
Tulislah nama penerima secara lengkap,  diikuti posisi jabatan, dan tempat perusahaan atau instansinya.

Salam
Pengucapan salam Yth Bapak atau Yth Ibu tergantung si penerima. Jika anda masih ragu, bisa memakai Sdr.

Isi Surat
Tulislah isi surat anda dengan singkat dan jelas. Agar isi surat anda baik dan benar, maka tuliskan topik utama secara terpisah. Dalam format surat bisnis model full block, penting rasanya untuk memberikan ruang spasi antar paragraf.

Kalimat Penutup
Salam dan kalimat penutup biasanya berisi harapan anda, dan diakhiri dengan "Hormat kami", serta dibubuhi tanda tangan.

Demikianlah sekilas gambaran tentang cara membuat surat untuk urusan bisnis. Semoga menambah wawasan anda. Salam kerja & usaha!!!

Tuesday, 13 January 2015

Mengapa Suami Cenderung Tidak Romantis Di Mata Istri?




dakwatuna.com - Banyak istri mengeluhkan suami yang kehilangan romantisme. Dulu saat masih masa pacaran, tampak sisi romantisme yang membuat mereka berinteraksi secara intim dan mesra. Demikian pula saat pengantin baru, sisi-sisi romantisme masih dirasakan. Namun seiring perjalanan waktu, istri mulai mengeluhkan sikap suami yang cenderung pasif dan kehilangan romantisme. Interaksi dan komunikasi setelah berumah tangga semakin lama semakin mengalami penurunan baik kualitas maupun kuantitas.
“Mengapa engkau tidak pernah lagi memuji dan merayuku? Dulu engkau bisa berlaku romantis, sekarang sudah tidak bisa lagi”, keluh Mia kepada Bayu, suaminya.
“Kita sudah tambah tua, anak sudah besar, apa iya disuruh seperti anak muda pacaran yang suka merayu…. Ingat Ma, kita sudah tidak muda lagi…”, jawab Bayu.
“Apakah pasangan umur empat puluhan seperti kita sudah tidak layak untuk romantis lagi Pa? Kita ini belum terlalu tua…” sergah Mia tidak mau mengalah.
Apakah yang terjadi pada Bayu dan Mia? Sebenarnya ini bukan soal “salah siapa”, namun hanya persoalan perbedaan khas antara dunia laki-laki dan dunia perempuan. Mereka saling tidak memahami ada yang berbeda di antara suami dan istri, sehingga menimbulkan suasana saling heran bahkan saling menyalahkan satu dengan yang lain.
Apa yang Terjadi Pada Suami?
Secara umum, laki-laki cenderung memiliki “zona nyaman” dalam suatu hubungan. Sebelum memiliki istri, ia berusaha mendapatkan istri yang ideal menurut standar kelelakiannya, dan untuk itu ia rela melakukan apapun demi mendapatkan calon pendamping hidupnya.  Seorang lelaki berusaha mengejar dan mendapatkan perempuan yang menarik dan membuatnya tergila-gila, yang diharapkan menjadi istri. Ia melakukan berbagai usaha agar bisa mendapatkan perempuan tersebut, walau kadang harus bersaing dengan banyak lelaki lain.
Namun setelah memiliki istri, laki-laki mulai memasuki zona nyaman. Ia merasa aman, tidak perlu mengejar atau melakukan usaha untuk mendapatkan pendamping hidup, karena sudah ada di sampingnya. Ketika sudah memasuki zona nyaman dalam hubungan, laki-laki merasa bisa fokus pada hal lain dalam hidupnya tanpa harus memusingkan lagi urusan mencari pendamping hidup. Ia bisa fokus pada karier, pekerjaan, organisasi, hobi, dan lain sebagainya, dan yakin bahwa istri juga nyaman berada di sampingnya.
Pada beberapa kalangan suami, ketika sedang berduaan dengan istri, tidak masalah bila dia asyik membaca koran, menonton berita di TV atau bekerja di laptop, dan istrinya pun asyik membaca buku atau memainkan blackberry. Saling sibuk dan asyik mengerjakan urusan masing-masing, adalah sebuah kedamaian dan kebahagiaan tersendiri bagi beberapa kalangan laki-laki. Baginya, itu sudah lebih dari cukup. Maka laki-laki terkesan berubah menjadi lebih cuek setelah menikah, padahal itu artinya dia sudah merasa nyaman dan stabil dengan istrinya.
Sikap seperti inilah yang oleh kebanyakan istri disebut sebagai tidak romantis dan tidak peduli. Di mata istri, suami kehilangan romantisme setelah berumah tangga, apalagi ketika sudah menempuh masa yang panjang. Padahal suami merasa tidak ada yang berubah dari dirinya. Bahkan dia merasa sudah sedemikian nyaman hidup berumah tangga, dan heran mengapa sang istri masih mencari-cari kekurangannya.
Apa yang Terjadi pada Istri?
Di sisi lain, perempuan memerlukan “perhatian yang konsisten” dalam suatu hubungan. Istri ingin diperlakukan secara romantis, sedikit dicemburui, dirayu, dipuji, butuh bermesraan, dan lain sebagainya. Apalagi bila sebelum menikah dulu si laki-laki sudah tampak romantis, maka perempuan memiliki ekspektasi yang tinggi bahwa suaminya akan semakin romantis setelah menikah. Banyak perempuan menginginkan romance dan drama dalam suatu hubungan, dia ingin melihat suaminya berusaha membahagiakan dirinya. Bahkan cukup dengan melihat usahanya saja, perempuan sudah merasa bahagia. Karena itu, ketika sedang berduaan, wanita akan mengeluh bila suaminya asyik bekerja di laptop atau memainkan blackberry tanpa mempedulikannya.
Ketika istri sedang berduaan dengan suami di rumah dan melihat suami sibuk melakukan aktivitas di komputer atau handphone, istri akan berpikir, “Mengapa aku dicuekin begini? Sudah dia super sibuk, jarang di rumah, begitu di rumah malah asyik dengan aktivitasnya sendiri. Mungkin dia sudah tidak sayang lagi padaku….” Padahal yang ada di dalam pikiran suami adalah, “Ada kamu di sini saja, aku sudah senang. Sekarang aku bisa beraktivitas dengan tenang….”
Istri berpikir, “Kenapa asyik dengan laptop atau handphone saat berduaan dengan aku? Kamu kan bisa melakukan itu saat di kantor. Mengapa engkau tidak peduli kepadaku?” Sementara suami berpikir, “Kenapa harus nungguin aku yang lagi kerja di laptop? Kamu kan bisa mengerjakan hal lain, nonton TV, baca koran atau baca buku atau apapunlah yang menyenangkanmu…”
Apabila berulang kali mengalami kejadian seperti ini, istri akan mulai mengeluh pada suami. Lama kelamaan keluhan ini berubah menjadi tuntutan. Tanggapan suami biasanya tersinggung dan membela diri, karena merasa tidak melakukan kesalahan apapun. Istri menuduh suami tidak peka, tidak romantis dan tidak pengertian, sedangkan suami menuduh istri banyak menuntut dan mencari-cari masalah. Akibatnya pertengkaran pun terjadi dan saling menyalahkan satu sama lain. Hanya karena keduanya tidak mengerti kebutuhan pasangannya, dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Saling Memahami, Saling Kompromi
Dalam kejadian seperti yang dialami oleh Mia dan Bayu di atas, sebenarnya tidak ada yang perlu disalahkan. Keduanya hanya perlu dilatih dan dibiasakan untuk saling mengerti, saling memahami dan saling kompromi. Bila Mia dan Bayu sudah mengerti apa yang dibutuhkan pasangannya, maka solusinya menjadi mudah mereka dapatkan. Yang diperlukan adalah kesediaan suami dan istri untuk selalu berusaha memahami pasangan, dan kemudian menentukan titik kompromi yang paling mungkin atas perbedaan yang terjadi di antara mereka.
Para istri harus mengerti kecenderungan umum laki-laki dalam mengapresiasi sebuah hubungan, demikian pula para suami harus mengerti kecenderungan umum perempuan. Mereka berdua akan lebih mudah menyesuaikan diri, karena mengerti mengapa perbedaan sudut pandang ini bisa terjadi. Kompromi lebih mungkin dilakukan antara suami dengan istri, apabila keduanya sudah saling memahami dengan baik keinginan pasangannya.
Contoh kompromi itu adalah, suami dan istri menyediakan waktu-waktu khusus untuk tidak boleh ada gangguan dalam hubungan. Misalnya hari tertentu atau jam tertentu, suami dan istri tidak disibukkan oleh pekerjaan dan aktivitas masing-masing. Bisa duduk, bercengkerama, bercanda berdua dengan leluasa. Tanpa diganggu handphone, blackberry, laptop, koran, majalah, TV dan lain sebagainya. Waktu-waktu yang istimewa dan spesial, di mana mereka bisa leluasa mengobrol dan memperbincangkan apa saja tanpa diganggu oleh kesibukan masing-masing.



Sunday, 11 January 2015

Sembilan Tipe Pengusaha




Menjadi seorang pengusaha atau enterpreneur atau bisnisman atau wirausahawan atau apapun namanya memang bukan perkara yang gampang. Hal tersebut tak jauh bedanya menjadi seorang pimpinan di sebuah lembaga instansi pemerintahan. Diperlukan berbagai kreatifitas, sikap mental, kerja keras, disiplin, dan segudang penunjang lainnya agar bisa tetap survive dalam memimpin sebuah bidang usaha. Setiap pengusaha tentu mempunyai sifat, prinsip dan kepribadian yang berbeda-beda. Hal tersebut memunculkan tipe-tipe pengusaha tertentu. Dengan mampu mengenali seperti apa tipe yang ada pada diri anda dalam konteks bisnis, tentu bisa menjadi gambaran dan proyeksi kemana arah usaha yang akan tertuju. Berikut adalah tipe-tipe pengusaha berdasarkan kepribadian baik yang ada dalam diri anda:

1. Improver
Pengusaha tipe improver atau pembangun memiliki sifat selalu ingin melebarkan bisnisnya agar terus berkembang dan berada satu-dua langkah di depan dari para kompetitornya. Para enterpreneur improver ini akan senantiasa fokus untuk membesarkan perusahaannya. Namun yang perlu diwaspadai pada tipe ini adalah kecenderungan mementingkan keperfeksionisan (kesempurnaan), sehingga sering terjadi konflik antara pengusaha dengan karyawan yang tidak mampu bekerja dengan sempurna.

2. Inovator
Enterpreneur yang bertipe inovator sering melahirkan berbagai ide-ide segar, terobasan baru, serta inovasi yang tiada henti. Para pengusaha ini biasanya mampu bertahan dalam kompetisi bisnis yang sesak. Namun yang perlu diwaspadai oleh wirausahawan bertipe inovator adalah ketidakfokusan pada satu produk atau satu bidang usaha karena ingin melahirkan sesuatu yang baru.

3. Visioner
Wirausahawan yang bertipe visioner mempunyai visi dan semangat yang tinggi dalam tahapan menuju impian bisnis yang dicita-citakan. Mereka akan mempersiapkan berbagai strategi  untuk jangka pendek, menengah, jangka panjang, hingga rencana cadangan. Tipe ini cederung mampu menebak alur usaha dan proyeksi masa depan dalam dunia bisnis. Hal yang perlu diwaspadai adalah ekspetasi yang terlalu tinggi sehingga kurang memperhatikan realita yang ada saat ini.

4. Analitis
Para pebisnis yang senantiasa menjalankan bisnisnya dengan perhitungan yang cermat serta melangkah secara sistematis dikenal dengan pengusaha analitis. Mereka memperbaiki setiap kesalahan bisnis dan mengambil suatu keputusan dengan didasarkan pada data-data dan pengalaman yang dialami, termasuk pengalaman orang lain. Para pebisnis tipe analitis tidak mudah tertipu dan terjungkal dalam roda bisnisnya. Namun yang perlu diwaspadai adalah ketidakvalidan data-data yang dijadikan sebagai dasar dalam analisis bisnis. Selain itu, analisis yang panjang bisa membuat sebuah peluang usaha lebih dulu direbut kompetitor.

5. Specialist
Pengusaha tipe ini adalah orang-orang yang memiliki kemampuan khusus, misalnya hanya ahli pada bidang perbankan, teknologi, properti, ahli retail, dan sebagainya. Tipe pengusaha specialist cenderung kurang tertarik dengan bisnis yang tidak sejenis, sehingga benar-benar mampu fokus dalam mengembangkan usahanya dalam kurun waktu yang lama. Hal yang perlu diwaspadai adalah ketika mengalami kelelahan dan kekalahan dalam kompetisi bisnis tersebut, ia bisa benar-benar bisa terpuruk karena tidak memiliki usaha cadangan.

6. Softy
Softy artinya sifat lembut. Tipe pengusaha ini cenderung lebih banyak menggunakan rasa (hati) dalam menjalankan bisnis, menjalin mitra usaha, dan menentukan keputusan. Pengusaha ini biasanya memiliki ikatan yang kuat dengan para bawahannya dan cenderung mengutamakan kepuasan pelanggan. Hal yang perlu diwaspadai adalah ketidaktegasan dan obyektifitas yang kurang.

7. Opportunitis
Orang seperti ini biasanya sangat pintar dalam mencari peluang dan mengambil kesempatan dalam dunia bisnis. Pengusaha tipe opportunitis selalu mencari peluang terbaik, kemudian memanfaatkan kesempatan yang ada guna membangun bisnis, menjalin kerjasama, mengambil resiko secara tepat sasaran demi memperoleh profit yang maksimal. Hal yang perlu diwaspadai oleh pengusaha tipe ini adalah kepercayaan diri yang terlalu tinggi (over confidence) karena berbagai keberhasilan yang telah dilalui sebelumnya, sehingga bisa saja mengambil peluang yang keliru.

8. Karismatik
Pengusaha ini diibaratkan mempunyai khans layaknya seorang super star. Ia akan selalu disegani oleh bawahan, mitra bisnis, dan mampu mempengaruhi sekelompok orang. Bisnisnya biasanya dapat berjalan mulus karena mudah mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Hal yang perlu diwaspadai adalah peran sentral dan besarnya ketergantungan para bawahan yang dapat mematikan kreatifitas sumber daya yang ada.

9. Optimistik
Perusahaan yang dijalankan oleh “Boss” yang optimis selalu dipenuhi dengan semangat, energik, dan penuh kehidupan. Pengaruh optimis dari pimpinan perusahaan akan memberikan energi bagi bawahannya sehingga mau tidak mau akan ikut bekerja secara maksimal. Salah satu cirinya adalah para pelanggan akan merasakan “sense” yang berbeda karena memperoleh pelayanan yang maksimal.

Demikian sobat enterpreneur, 9 tipe wirausahawan. Mana sajakah yang ada dalam diri Anda? Selamat merenung, salam kerja & usaha!!!

 
Blogger Templates