Seperti yang kita ketahui bersama
bahwa salah satu bangsa yang pandai dalam urusan ekonomi adalah China. Di
Indonesia, warga keturunan China banyak yang menjadi pengusaha sukses dan
pebisnis yang handal. Salah satu bidang ekonomi yang sering mereka kerjakan
adalah perdagangan. Mengapa banyak warga China dan juga termasuk warga
keturunannya lebih senang menjadi pengusaha mandiri ketimbang bekerja pada
suatu instansi? Ternyata ada sebuah prinsip hidup yang mereka pegang, yakni
"seseorang bisa dikatakan telah dewasa bila ia mampu berwirausaha secara
mandiri dan tidak lagi bekerja untuk digaji". Oleh karena itu, banyak
orang Cina dan warga keturunan China yang cenderung lebih suka membuka usaha
sendiri dari pada bekerja untuk suatu perusahaan. Meskipun usaha yang dibangun
tersebut termasuk bisnis kecil-kecilan, tetapi mereka menganggapnya lebih baik.
Dalam urusan berbisnis, khususnya
perdagangan, orang China diakui keahliannya. Sejak zaman kekaisaran lampau,
perekonomian bangsa China digerakkan oleh perdagangan. Para saudagar menjalin
kerjasama perdagangan mulai dari kawasan Asia hingga ke Eropa. Hingga kini,
bangsa China (termasuk warga China yang migrasi ke berbagai penjuru dunia)
merupakan pebisnis - pebisnis yang handal. Apa yang membuat mereka mampu
menggapai kesuksesan dalam dunia kewirausahaan? Mungkin prinsip, falsafah, dan
nilai - nilai kehidupan yang mereka pegang menjadi kunci keberhasilan mereka.
Apa sajakah itu?
Orang Cina merupakan bangsa yang
fleksibel, mudah berubah, dan mampu beradaptasi dengan beragam keadaan,
sehingga ketika mereka menetap di negara lain, mereka akan mudah menyesuaikan
diri.
Orang Cina senantiasa berpandangan
jauh ke depan, dan tidak membiarkan keadaan menjadi statis. Artinya, jika
ayahnya dahulu berjualan air keliling, maka anaknya berupaya untuk menjadi
pengusaha air kemasan.
Dalam membuka usaha perdagangan,
orang China berupaya menciptakan hubungan saling menguntungkan (mutualisme),
sehingga misalnya jika di suatu wilayah telah terdapat usaha rumah makan, maka
mereka cenderung menghindari untuk membangun usaha yang sama, tetapi mendirikan
usaha yang melengkapi (komplementer), misalnya usaha suplier bahan makanan.
Begitu juga sebaliknya.
Kebanyakan orang China percaya bahwa
hanya dengan berdagang, mereka dapat menjadi kaya dan meningkatkan taraf
hidupnya. Berdagang memungkinkan mereka berubah dan menjadi golongan yang
dinamis.
Orang Cina cenderung menghindari
untuk berdagang produk musiman, misalnya berdagang jamur saat musim hujan,
karena akan mengalami kendala modal dan likuiditas. Pedagang musimam tersebut
tidak akan mampu berkembang.
Dalam aktivitas perdagangan, orang
Cina berupaya untuk menumbuhkan rasa percaya pelanggan dengan memberikan
pelayanan terbaik. Salah satu contoh upaya yang mereka lakukan adalah
menyediakan uang recehan (sebagai uang kembalian) sehingga transaksi akan
menjadi lebih cepat dan efesien.
Persepsi orang China terkait dengan
perdagangan adalah positif. Perdagangan adalah dunia yang menjanjikan
kesenangan, kemewahan, dan kebahagiaan. Akitivitas perdagangan dapat membuat
mereka lebih cakap dalam berinteraksi, menjalin hubungan, dan berkomunikasi.
Bangsa China menganggap bahwa mereka
yang terjun ke dunia dagang dianggap lebih matang dan menjadi rujukan ketimbang
mereka yang masih bekerja di suatu perusahaan. Perdagangan tidak membuat
seseorang menjadi licik, tetapi membolehkan segalanya berjalan dengan licin
khususnya dalam mendapatkan uang.
Orang Cina percaya bahwa hanya
dengan bekerja keras dan berani membuka peluang, mereka akan mendapatkan hal
yang lebih baik. Dalam berdagang harus bersikap serius dan memiliki komitmen
untuk mencapai keberhasilan.
Dalam falsafah bisnis orang Cina,
"pedagang yang jatuh akan merasa sakit, tetapi rasa sakit itulah yang
membuatnya bangkit kembali". Kegagalan yang dialami dalam perdagangan
harus diambil hikmah dan pelajarannya.
Orang Cina sering mewariskan wawasan
dan keahlian dagangnya kepada anak cucunya, sehingga sedari kecil mereka telah
diajarkan tentang dunia dagang.
Dalam membuka peluang usaha dagang,
orang Cina adalah orang yang ketat dan disiplin. Mereka memiliki pembukuan yang
baik dan terperinci. Keuntungan yang diperoleh pada awal memulai bisnis tidak
boleh dibelanjakan untuk keperluan lain. Keuntungan tersebut harus digunakan
untuk menambah modal kerja dan melakukan investasi.
Pedagang Cina sering menerima
tawar-menawar dari calon pembeli. Meskipun hal tersebut akan memakan waktu dan
mengurangi keuntungan, tetapi itu dapat membuat hati pembeli menjadi senang,
sehingga bagus untuk investasi jangka panjang.
Ada lima prinsip dasar yang banyak
dipegang oleh pedagang Cina, yakni agresif, jangan melepaskan peluang, berani
mengambil risiko, tahan banting, dan jangan menyerah pada nasib.
Demikianlah deskripsi tentang dunia
perdagangan orang-orang Cina dan warga imigran Cina yang membuat mereka mampu
memperoleh kesuksesan.
No comments:
Post a Comment